Home Ekonomi Demi Investasi, Kementan Mempercepat Proses Pelayanan

Demi Investasi, Kementan Mempercepat Proses Pelayanan

Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan), Ali Jamil, mengatakan, pihaknya berupaya untuk terus mempersingkat dan mempermudah proses perizinan investasi. Sebab saat ini, akselerasi di bidang perizinan sangat diperlukan.

Di sisi lain, Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementan juga terus  mempromosikan potensi dan peluang produk pertanian yang ada menjadi agenda yang penting.

Ali menambahkan, bahwa Barantan Kementan telah menerapakan 4 terobosan untuk mengakselerasi ekspor produk pertanian. Pertama, layanan Prioritas yang diberikan kepada pengguna jasa yang patuh, pemeriksaan fisik didasarkan pada metoda sampling.

Kedua, yakni In-Line Inspection, eksportir dilatih dan disertifikasi dalam menyiapkan komoditas yang sehat untuk mempermudah dan mempercepat proses karantina ekspor. 

Ketiga, sambung Jamil, yakni protokol Karantina, yakni melakukan komunikasi dan terobosan kebijakan SPS dengan negara mitra, guna menghilangkan hambatan ekspor. Keempat, E-Cert, yakni pertukaran sertifikat elektronik dengan negara tujuan ekspor sebagai jaminan kepastian keberterimaan produk.

"Oleh karena itu, kami berharap dalam diskusi ini dapat tergambarkan peluang industri agribisnis perkarantinaan sekaligus mencari cara jitu menghadapi situasi ekonomi dunia saat ini yang berada dalam ancaman resesi dunia," kata Ali ditemui wartawan di kantornya, Rabu (18/9). 

Ali melanjutkan, di tengah kondisi perekonomian global yang semakin tidak menentu, produk hasil pertanian yang berbasis ekspor dan memiliki nilai tambah menjadi potensi yang luar biasa. Apalagi, mendorong sektor komoditas hasil pertanian sejalan dengan cita-cita Kementeriannya menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia di tahun 2045. 

Bahkan, menurut Ali, subsektor perkebunan saja dari Januari hingga Agustus tahun ini nilai ekspornya mencapai Rp400 triliun. 

"Ini dorong oleh juga oleh bahan-bahan produk unik, seperti lilin porang, daun ketapang, sarang wallet, tokek. Per kilo ke US daun ketapang mencapai Rp1,6 juta, ke Jepang Rp800 ribu. Selain itu, ke Jerman dan Polandia. Total daun ketapang diekspor 761,36 ton," ungkapnya. 

100

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR