Home Ekonomi BKPM - Agraria Kerjasama Bangun Proyek Sistem Informasi

BKPM - Agraria Kerjasama Bangun Proyek Sistem Informasi

Jakarta, Gatra.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Negara (ATR/BPN) berencana membangun Proyek Sistem Informasi Pertanahan (SIP) modern. Guna mewujudkan rencana tersebut, diadakan market sounding, yang dihadiri para pelaku usaha dari berbagai daerah di seluruh Indonesia dan dari luar negeri.

"Tujuan dari market sounding ini untuk mendapatkan masukan dari pasar, terkait kerjasama yang ditawarkan. Jadi kalau dapat memberi masukan pada kami hal-hal apa saja yang perlu ditambahkan atau dihilangkan, " kata Deputi Bidang Perencanaan BKPM, Ikmal Lukman, di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (17/12).

Masukan-masukan dari dunia usaha itu, lanjut Ikmal nantinya akan digunakan untuk menyelesaikan dan menyempurnakan dokumen prastudi kelayakan proyek.

Ikmal menjelaskan dalam proyek SIP modern, akan terdiri dari pengembangan aplikasi eksisting sistem informasi pertanahan modern, pemeliharaan sistem informasi pertanahan modern, pengembangan modul tambahan sistem informasi pertanahan modern, digitalisasi dan validasi data textual serta adjustment data spasial, pengadaan perangkat keras (hardware), aktivitas pendukung, serta menyediakan sumber daya untuk aktivitas operasional.

"Jadi layanan pertanahan yang terintegrasi secara digital, dalam bentuk Proyek KPBU Sistem Informasi Pertanahan (SIP) Modern," katanya.

Dengan adanya SIP modern, Ikmal yakin kemudahan berusaha atau Ease of Doing Bussiness (EoDB) dapat lebih ditingkatkan. Diharapkan juga, dengan proyek itu nantinya dapat meningkatkan lagi peringkat EoDB Indonesia, yang saat ini berada di peringkat 73.

"Kami yakin, proyek ini dapat meningkatkan kemudahan pengurusan dalam bidang pertanahan. Hal ini tentu akan menjadi terobosan dalam perbaikan kemudahan berusaha atau EoDB, khususnya pada aspek pendaftaran properti (registering property) atau bidang pertanahan lainnya yang merupakan salah satu indikator penilaian EoDB yang dilakukan oleh Bank Dunia," katanya.

105

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR