Home Gaya Hidup Penggantian Songsong Peringati Malam Satu Suro

Penggantian Songsong Peringati Malam Satu Suro

Sukoharjo, Gatra.com – Peringatan malam Satu Suro atau Satu Muharram 1443 Hijriah, ditandai dengan penggantian songsong di Pesanggrahan Sultan Hadiwijaya Pajang yang berada di Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Senin (9/8). Pada acara ini juga dilakukan doa bersama atau selametan.

Dari pantauan di lokasi, sebelum diadakan penggantian songsong dan doa bersama, belasan anggota Paguyuban Kasultanan Pajang melakukan kirab sederhana dari gapura depan menuju pesanggrahan yang jaraknya hanya belasan meter. Kirab dipimpin oleh Raden Bambang Sridaya, salah satu trah Eyang Sultan Hadiwijaya.

Selanjutnya dilakukan penyerahan songsong atau payung kebesaran. Satu persatu peserta masuk ke dalam lalu dilanjutkan dengan penggantian songsong.

Kemudian, acara diakhiri dengan doa bersama dan meminta kepada sang pencipta agar pandemi Covid-19 segera usai. Sebelum ada pandemi, sejumlah rangkaian acara digelar, di antaranya pentas wayang kulit semalam suntuk, kirab keliling kampung, dan tradisi budaya lainnya. 

Raden Bambang Sridaya mengatakan, meski di tengah pandemi Covid-19, namun sebagai pelestari budaya, pihaknya tetap berkomitmen untuk menjaga tradisi. Sehingga acara dilakukan secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Doa bersama tersebut sekaligus sebagai tanda peresmian renovasi pesanggrahan.

"Sore ini acara diawali kirab dari pintu masuk, menuju panggung doa bersama, dan potong pita sebagai simbol telah selesainya renovasi pesanggrahan atau Situs Joko Tingkir," katanya.

Politisi Gerindra ini menyampaikan, renovasi situs ini sudah berlangsung selama 1,5 tahun yang lalu. Proses renovasi menggunakan dana pribadinya, dalam arti tidak ada bantuan dari pemerintah.

"Karena saya termasuk salah satu trah Eyang Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir, sekaligus pelestari situs, saya merenovasi semua ini," terangnya.

Dia menegaskan, perayaan Satu Suro yang diadakan oleh Paguyuban Kasultanan Hadiwijaya ini tidak ada hubungannya dengan Yayasan Kasultanan Karaton Pajang yang diketuai oleh Suradi. Pasalnya, selama ini, di tengah masyarakat ada dua versi pengelola situs keraton Pajang. Satunya dikelola Suradi dengan yayasannya dan satu lagi dikelola paguyuban yang didukung oleh pemerintahan desa.

"Situs Joko Tingkir yang berada di Desa Makamhaji ini, tidak ada hubungannya dengan yayasan yang dikelola oleh Pak Suradi dan kawan-kawan, meskipun lokasinya berdampingan," tegasnya.

2507

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR