Home Kesehatan Saat Sekolah dengan Prokes Maksimal Tetap Kebobolan Corona

Saat Sekolah dengan Prokes Maksimal Tetap Kebobolan Corona

Solo, Gatra.com – Suasana di SDN Mangkubumen Lor sungguh sepi. Dari luar terlihat ada beberapa orang yang tengah duduk-duduk berjaga di dekat gerbang. Sekolah yang berada di selatan Lapangan Kota Barat, Solo, ini sudah dua hari tidak melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) dan kembali belajar secara daring.

Keputusan tersebut sesuai arahan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo karena di sekolah ini ditemukan satu anak positif Covid-19. Setelah hasil tes itu keluar, sekolah melakukan penelusuran kontak dan menetapkan 16 orang positif Covid-19.

Setelah dua hari menggelar belajar jarak jauh, suasana sekolah kembali sepi. Hanya guru yang terlihat lalu lalang untuk memantau siswa dan mengajar murid secara daring.

Padahal sekolah ini telah menyiapkan fasilitas untuk menjaga protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan di gerbang sekolah. Akses menuju kelas juga sudah disekat dan dibuatkan jalur khusus untuk meminimalkan anak-anak bergerombol. Jalur keluar masuk ke kelas pun dibuat terpisah.

”Jadi kalau orang tua mengantar ke sekolah, mereka hanya sampai di seberang jalan saja. Tiap anak masuk satu per satu setelah pemeriksaan suhu badan oleh petugas keamanan di sekolah. Cek suhu badan bahkan ada tiga kali,” kata Ketua Satgas Covid-19 SDN Mangkubumen Lor, Supriyadi, saat ditemui Gatra.com di sekolah.

Selama sekitar dua bulan, siswa mengikuti PTM secara tertib. Mereka juga tetap menjaga protokol kesehatan dengan baik dan disiplin. Sejauh ini Satgas Covid-19 SD tersebut tidak menemukan banyak pelanggaran saat anak-anak berada di lingkungan sekolah.

”Bahkan mereka sekarang mau antre dengan berjarak. Sejauh ini selama uji coba PTM, anak-anak justru menjadi lebih disiplin,” ucap Supriyadi.

Selain itu sekolah juga mengatur agar tiap kelas hanya diisi setengah kuota rombongan belajar (rombel). Umumnya, tiap rombel berisi sekitar 28 anak. ”Sekarang hanya separuhnya atau sekitar 14 anak,” ucapnya.

Namun Satgas Covid-19 mengakui tidak bisa memantau tiap anak ketika berada di lingkungan rumah. Menurut Supriyadi, kecenderungan untuk tidak disiplin prokes terkadang justru datang dari orang tua.

”Saat menjemput sekolah kadang orang tua yang agak sulit untuk prokes. Kami memang hanya memberikan kesempatan di sisi utara jalan (tempat parkir umum). Memang kondisinya panas. Ini yang membuat sulit untuk menerapkan prokes,” katanya.

Sejak temuan satu kasus Covid-19 di sekolah, Supriyadi beserta tim Satgas Covid-19 di sekolah sudah memberi sosialisasi ke wali murid. Mereka diminta untuk lebih memperketat prokes di rumah.

”Kami terus mengingatkan wali murid untuk tetap menjaga prokes meski di rumah melalui grup-grup Whatsapp wali murid. Bahkan beberapa kali kepala sekolah melakukan Zoom meeting dengan wali murid untuk melakukan monitoring,” ucapnya.

Ketua Satgas Covid-19 Kota Solo, Ahyani, mengatakan saat ini kasus Covid-19 ditemukan di lima sekolah. Sejak itu, sekolah diinstruksikan menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ) mulai dua pekan hingga satu bulan.

”Untuk SD Kristen Manahan dan SDN Danukusuman kami minta PJJ satu bulan. Sedangkan SD Al-Islam Jamsaren, SD Mangkubumen Lor, dan SDN Semanggi Kidul hanya dua pekan,” katanya.

1569