Jakarta, Gatra.com - Pasangan Prabowo dan Sandiaga mengkritik langkah capres petahana Joko Widodo karena terlalu sering membuat holding BUMN dan menyebutkan bahwa langkah itu justru menghalangi BUMN menjadi world class company. Lalu apa jawaban Jokowi?

Bukannya akan menyetop langkah holding BUMN, Jokowi malah akan makin memperluas bidang holding BUMN. Bahkan, ia menyebutkan akan membentuk super holding diatas holding BUMN tersebut. “BUMN itu harus berani keluar dari kandang untuk jadi pionir, keluar negeri membuka pasar, membuka jaringan sehingga swasta bisa masuk dan mengikuti mereka,” ujarnya.

Maka, lanjutnya, dengan kekuatan holding besar seperti itu akan lebih mudah cari modal. “Kita tahu sudah mulai beberapa perusahan karya kita diminta kerjakan proyek besar di luar negeri. Inka ekspor kereta api,” katanya.

Namun hal itu disanggah oleh Prabowo dengan menyatakan bahwa Jokowi tidak mengerti BUMN. “Holding-holding ini bikin risau dan menjatuhkan moral karyawan, lalu selalu kalah dengan swasta,”katanya.

Kerisauan Prabowo itu lalu dijawab oleh Jokowi, “Besok Pak Prabowo boleh cek, berapa setoran deviden BUMN ke APBN kita, naik atau turun?”

Menurut Jokowi, dengan diambilalihnya blok-blok minyak besar oleh Pertamina dan juga Freeport oleh Inalum, itu menunjukkan bahwa BUMN Indonesia mampu.