Home Politik Haidar Bagir: Cak Nur Ajak Umat Islam Hijrah Dari Ketertinggalan

Haidar Bagir: Cak Nur Ajak Umat Islam Hijrah Dari Ketertinggalan

Jakarta, Gatra.com - Sudah 14 tahun cendikiawan Nurcholish Madjid meninggalkan kita semua. Namun nilai dan pemikiran pria yang karib disapa Cak Nur tersebut tetap aktual dengan kondisi saat ini. 

Di mata cendikiawan Haidar Bagir, Cak Nur memiliki semangat besar mengajak umat Islam di Indonesia 'hijrah' dari ketertinggalan. hal itu disampaikan Haidar dalam Kajian Etika dan Peradaban yang diselenggarakan oleh Universitas Paramadina Jakarta, Rabu (8/9) malam. 

"Semangat utama Cak Nur adalah untuk membuat kaum muslimin pertama berpikir ilmiah, kedua semangat Cak Nur masih muda sebelum pergi ke Amerika itu dipelihara terus, semangat progresnya Cak Nur," tutur Haidar Bagir kepada Gatra.com. 

Ketika Cak Nur bicara sekularisasi, dan membedakan aspek profan dan sakral, Cak Nur lebih berpihak pada yang profan karena dianggap menghambat semangat ilmiah dan semangat progres kaum muslimin dalam menggarap hal hal yang profan.

"Bukan karena tidak apresiasi pada yang sakral, tapi karena yang sakral ini dipercayai sebagai semacam klenik," kata Haidar.

Dalam buku Khazanah Intelektual Islam yang ditulis Cak Nur, Haidar menyebut pemikirannya lebih dekat pada pandangan yang efisien tentang agama oleh Ibnu Taimiyah, atau rasionalisme model Ibnu Rusyd.

Tetapi ketika Cak Nur menjadi makin matang, Haidar mengungkapkan apresiasi Cak Nur terhadap mistisisme islam atau tasawuf makin besar.

"Cak Nur menjadi makin matang dan lebih mengapresiasi tasawuf karena mungkin melihat betapa misalnya ajaran tentang kesalehan pribadi dan akhlak itu penting," kata Haidar.

Haidar mengandaikan jika Cak Nur masih hidup saat ini, ia pasti akan melihat betapa pentingnya memperkenalkan kembali tasawuf ke dalam sistem pendidikan Islam.

"Agar apa yang kita lihat sekarang sebagai yang disebut populisme atau pengentalan identitas atau disebut post truth itu bisa diatasi oleh pengajaran akhlak atau ihsan di dalam tasawuf," pungkas Haidar.

1119

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR