Home Politik Siswa TPQ Tambakrejo Wisuda di Bawah Tenda

Siswa TPQ Tambakrejo Wisuda di Bawah Tenda

Semarang, Gatra.com - Sebanyak 35 siswa Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Al Firdaus di Tambakrejo, Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Emas Semarang, mengikuti wisuda di atas puing-puing reruntuhan bekas bangunan TPQ, Sabtu (18/5).

Dengan mengenakan toga selayaknya wisuda di perguruan tinggi, mereka dengan ceria mengikuti prosesi wisuda sebagai tanda akhir telah lulus sebagai murid di TPQ.

Anna musfaidah, salah satu guru TPQ Al Firdaus mengatakan jumlah siswa yang mengikuti wisuda berkurang pasca penggusuran wilayah Tambakrejo. Jumlah siswa yang terdaftar  ada 125 siswa, namun  setelah penggusuran hanya 35 yang bisa hadir mengikuti wisuda. Walau demikian, sebagai guru yang mengajar, Anna mengaku bangga karena walaupun dalam kondisi memprihatinkan  mereka  lulus dan tetap ceria.

"Alhamdulillah, anak-anak bisa menyelesaikan studi baca Al-Qur'an dengan baik, walau pun di akhir tugas belajar harus menerima kenyataan sekolahnya sudah tidak ada" kata Anna.

Dalam wisuda yang dihadiri oleh para orang tua, tampak pula sejumlah tokoh masyarakat, di antaranya adalah Zaenal Abidin dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH).

Zaenal hadir di tengah - tengah warga Tambakrejo, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, untuk menyaksikan wisuda tersebut sekaligus untuk memberikan pendampingan bantuan hukum untuk warga korban gusuran. Ia sudah berjanji untuk melakukan advokasi dan pendampingan hukum  bagi warga Tambakrejo setelah mendengar adanya penggusuran oleh Pemkot Semarang.

Zainal mengatakan walau  sedang dalam kondisi kesusahan,  mereka tetap semangat dan tidak putus asa  serta menyerah dalam menyelesaikan tugas mereka di tempat mereka menimba ilmu agama, hingga mereka berhasil lulus. "Kami apresiasi semangat guru dalam mendidik anak-anak ini dalam membimbing pelajaran hingga bisa lulus, walau kondisinya menyedihkan" kata Zaenal.

Zaenal mengatakan, kondisi di pinggiran Banjir Kanal Timur (BKT) ini sangat memprihatinkan. Warga, sementara ini, tinggal di tenda darurat, bahkan tempat mereka mengaji kini sudah hilang,  rata dengan tanah. Namun, hal itu tidak membuat mereka berhenti mengaji dan menimba ilmu agama.

688