Home Politik NU: Dikira Pakai Gamis Putih dan Kopiah Saja Bisa Jadi Ulama?

NU: Dikira Pakai Gamis Putih dan Kopiah Saja Bisa Jadi Ulama?

Jakarta, Gatra.com - Kericuhan yang terjadi pada tanggal 21-22 Mei 2019 kemarin terjadi karena menolak hasil rekapitulasi suara pemilihan presiden (pilpres) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Aksi ini diikuti banyak massa yang memakai pakaian muslim, serta dipimpin oleh orang yang mengaku ulama.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj mengatakan banyak orang yang mengaku ulama di kericuhan kemarin, dan memanfaatkan kesalahpahaman ajaran agama untuk memicu amarah massa. Menurutnya sosok ulama tidak dilihat dari tampilan fisik, misalnya melalui busananya tetapi dinilai berdasarkan ilmunya.

"Jadi ulama itu tidak gampang, minimal harus paham quran dan tafsirnya, banyak ilmu yang harus dipahami. Dikira pakai gamis putih dan kopiah saja bisa jadi ulama?" sindir Said Aqil ketika ditemui di gedung PBNU, Jakarta, Kamis (23/5).

Said juga mengatakan banyak dari ulama aliran ini menggerakkan massa untuk melakukan tindakan kericuhan di demo kemarin. Ini sangat disayangkan sekali. Sebab, ulama yang sesungguhnya seharusnya menciptakan harmoni, bukan menyuruh melakukan keributan.

Ia merasa kemunculan ulama "keras" yang terlalu gampang mendakwa orang yang tidak sepaham dengan mereka sebagai orang yang kafir. Menurutnya, hal ini sangat mengancam persatuan umat Islam dan masyarakat Indonesia.

"Banyak orang yang tidak pernah tafakur langsung, mengaku jadi ulama. Saya bisa bilang setengah dari kita (ulama di Indonesia) itu sebenarnya tidak paham soal agama sama sekali. Ini sangat bahaya," tambahnya.
 

609