Home Kesehatan Seberapa Ampuh Lazy Keto dalam Menurunkan Berat Badan?

Seberapa Ampuh Lazy Keto dalam Menurunkan Berat Badan?

Washington DC, Gatra.com - Berbagai variasi diet keto bisa menjadi pilihan Anda yang ingin mengurangi berat badan. Yang terbaru adalah Lazy Keto. Ini adalah jenis diet ketogenik yang sangat rendah karbohidrat, namun apakah diet ini ampuh menurunan berat badan?

Pada awalnya, diet digunakan sebagai pengobatan untuk epilepsi selama tahun 1920-an. Menurut sebuah studi yang diterbitkan di US National Library of Medicine, sejak itu, diet telah banyak diminati karena dapat menurunkan berat badan. Dilansir Medicaldaily (11/6), metode dalam diet keto tradisional

melibatkan pelacakan ketat asupan makronutrien dan mengharuskan Anda mematuhi pola makan rendah karbohidrat, dan makan makanan tinggi lemak dengan jumlah protein sedang.

Diet ini membuat tubuh dalam kondisi ketosis, keadaan metabolisme dimana lemak akan dibakar dan karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi utama. Sementara, Lazy Keto hanya berfokus pada pembatasan karbohidrat pada 5-10 persen dari kalori harian Anda. Namun, itu tidak mengharuskan Anda melacak asupan protein, lemak, dan kalori Anda.

Berbeda dari diet keto asli, "lazy keto" tidak harus melakukan pelacakan kalori dan menghitung nutirisi makro lainnya. Namun teknik diet ini bisa membuat kita mencapai masa plateu lebih cepat.

Plateu adalah fase saat berat badan tak akan turun lagi. Namun tidak seperti diet keto tradisional, Lazy Keto masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan keampuhannya dalam menurunkan berat badan.

Salah satu kelemahan mengikuti keto jenis ini adalah resiko lebih tinggi untuk tidak mencapai ketosis. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai tingkat metabolisme itu, tetapi tidak ada jaminan bahwa para praktisi dapat mencapai ini sebagai kebalikan dari mereka yang mengikuti diet ketogenik yang lebih ketat.

Mencapai ketosis tidak hanya membutuhkan pembatasan karbohidrat. Kita juga harus memprioritaskan asupan protein. Tubuh perlu mengubah protein menjadi glukosa melalui proses yang disebut glukoneogenesis. 

Jika Anda makan terlalu banyak protein saat mengikuti diet keto yang malas, tubuh Anda mungkin menghasilkan terlalu banyak glukosa dan mencegah ketosis sama sekali.

491