Home Internasional Suarakan Kekerasan Seksual di Jepang, Para Penyintas Gelar Aksi #MeToo

Suarakan Kekerasan Seksual di Jepang, Para Penyintas Gelar Aksi #MeToo

 

Tokyo, Gatra.com - Untuk memprotes pembebasan pengadilan terbaru atas tersangka pemerkosa sekaligus mendesak reformasi undang-undang anti-pemerkosaan negara, para penyintas korban pelecehan seksual dan pendukung mereka melakukan aksi unjuk rasa di sembilan kota di seluruh Jepang.

Dengan memegang bunga dan plakat dengan slogan-slogan seperti ‘#MeToo’ dan ‘#WithYou’, korban pelecehan seksual menceritakan pengalaman mereka. Mereka hendak menunjukkan bahwa negara belum bisa meringankan beban pada korban perkosaan dengan mencegah para korban untuk melapor dan malah menghukum jika mereka melakukannya.

“Jika kita terus mengatakan 'Tidak' terhadap kekerasan seksual dan menyampaikan suara kita, saya berharap hukum yang tidak masuk akal ini pasti akan diubah. Mengangkat suara seseorang itu menakutkan. Tapi dengan mengangkat suara kita, masyarakat dan politik pasti akan berubah” ujar salah satu penyintas yang diperkosa pada usia 16 tahun, Misa Iwata sambil berorasi di depan ratusan orang yang berkumpul di dekat Stasiun Tokyo, Selasa (11/6).

Baca Juga: Aktivis Perempuan Desak Dosen Cabul di USU Dipecat

Legislator merevisi undang-undang pemerkosaan Jepang yang berusia seabad pada 2017 untuk memasukkan hukuman yang lebih keras. Reformasi meninggalkan persyaratan kontroversial yang utuh bagi jaksa penuntut untuk membuktikan bahwa kekerasan atau intimidasi terlibat bahwa korban tidak mampu melakukan perlawanan.

Pembebasan tersangka pemerkosaan baru-baru ini menghidupkan kembali kemarahan atas standar hukum. Aturan tersebut menyatakan bahwa "tidak melawan" dapat membuat jaksa penuntut tidak mungkin untuk membuktikan pemerkosaan.

Dalam satu putusan seperti itu pada Maret lalu, sebuah pengadilan di pusat Kota Nagoya, membebaskan seorang ayah yang dituduh memperkosa putrinya yang berusia 19 tahun. Para korban dan aktivis menginginkan undang-undang diubah untuk melarang semua hubungan seks non-konsensual.

Baca Juga: UGM Rancang Aturan Soal Kekerasan Seksual

"Kasus seperti ini terus berlanjut karena kebanyakan orang tidak merasa bahwa penilaiannya salah. Kami di sini hari ini untuk membuat gerakan untuk mengubahnya," kata perancang Miku Yokoyama (23) yang menghadiri protes tersebut.

Protes Tokyo adalah salah satu dari sembilan nasional dari Fukuoka di selatan, ke Sapporo di utara, dan Osaka di Jepang barat. Panitia mulai mengadakan protes bulanan pada April. Gerakan #MeToo sudah mulai berkembang di Jepang. Sebelumnya hanya sedikit korban kekerasan seksual yang melaporkan kejahatan tersebut ke polisi. Mayoritas korban tidak memberi tahu siapa pun karena takut disalahkan dan dipermalukan di depan umum.

 

 

1167