Home Milenial Peran Penting Remaja demi Ketahanan Keluarga

Peran Penting Remaja demi Ketahanan Keluarga

Banjar Baru, Gatra.com - Kebijakan pemerintah melalui BKKBN terkait dengan Pembinaan Ketahanan Remaja dalam konteks Pembangunan Sumber Daya Manusia memiliki peran strategis. Hal ini dilandasi oleh kondisi remaja yang menjadi individu atau calon penduduk usia produktif yang nantinya akan berperan sebagai aktor pembangunan keluarga.

Remaja di Indonesia harus dipersiapkan untuk menjadi manusia yang berkualitas. Sehingga kelak ketika sudah menikah dan menjadi orangtua sudah memiliki kesiapan dan perencanaan yang matang dalam membangun ketahanan keluarga. Dengan begitu harapan terciptanya generasi berkualitas dapat terwujud.

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, BKKBN, Dr. dr. M. Yani, M.Kes, PKK mengatakan Pembinaan Ketahanan Remaja yang diusung BKKBN merupakan program yang dikembangkan dalam rangka menyiapkan kehidupan berkeluarga. Khususnya bagi remaja agar kedepannya mampu merencanakan pendidikan secara optimal, berkarir, dan menikah dengan penuh perencanaan sesuai fase reproduksi sehat.

Baca Juga: BPOM Pastikan Pemerintah Sudah Batasi Iklan Rokok

Upaya tersebut dilakukan dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga, sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 48 UU Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

“Kebijakan Pembangunan Keluarga melalui Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga secara optimal. Caranya dengan meningkatkan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga (pasal 48)” papar M. Yani, M.Kes di Banjar Baru, Kalimantan Selatan, Kamis (4/7).

Sesuai dengan konsep Young People yang dikeluarkan oleh PBB dalam World Youth Report, 2005, Program Pembinaan Ketahanan Remaja menyasar penduduk Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, berusia 10-24 tahun dan belum menikah.

Baca Juga: Dua Begal yang Masih Remaja Dicokok Polisi

Untuk Implementasi Kebijakan Pembinaan Ketahanan Remaja diantaranya: perkembangan remaja terjadi dalam jaringan yang tidak terputus antara keluarga, teman sebaya, sekolah, lingkungan/komunitas, media, dan faktor struktural/negara.

Lingkungan Mikro seperti teman sebaya, orangtua, dan sekolah merupakan yang paling berpengaruh pada remaja. Atas dasar hal tersebut, Pembinaan Ketahanan Remaja dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan teman sebaya (peer group) di Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja) melalui Pendidikan Sebaya dan Konselor Sebaya. Pendekatan lainnya ada di keluarga dengan meningkatkan kualitas mendidik oleh orangtua melalui peran Kader di kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR).

“Meluangkan waktu untuk berkumpul dan menjalin komunikasi bersama keluarga minimal 15 menit” yang dikampanyekan oleh BKKBN melalui “Gerakan Kembali Ke Meja Makan” adalah salah satu langkah konkrit untuk terjadinya komunikasi antara orangtua dengan remaja. "Momentum makan bersama dapat digunakan keluarga-keluaga Indonesia untuk berkomunikasi langsung. Komunikasi dapat dilakukan sebelum atau sesudah makan, bukan pada saat makan (mengunyah makanan)," katanya. 

3440