Home Politik Tolak Mengaku Salah, Baiq Nuril Menjadi Inspirasi

Tolak Mengaku Salah, Baiq Nuril Menjadi Inspirasi

Jakarta, Gatra.com - Sejak ditetapkan menjadi tersangka atas kasus dugaan pencemaran nama baik, mantan guru honorer SMA Negeri 7 Mataram, Baiq Nuril Maqnun bersikukuh menolak bersalah.

Pada 2012 silam, Nuril merekam percakapan ‘dewasa’ Kepala SMAN 7 Mataram, Muslim, kepadanya. Hal itu dilakukan guna mengumpulkan bukti bahwa ia telah dilecehkan secara verbal.

Tiga tahun kemudian, rekaman itu tersebar. Muslim geram dan melaporkan Nuril ke polisi. Alhasil Nuril ditetapkan sebagai tersangka pada 2017 karena dianggap melanggar Pasal 27 ayat (1) Undang-undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Sejak ditetapkan menjadi tersangka, Nuril tak pernah goyah dan mengaku ia bersalah. Perwakilan Koalisi Perempuan Pekerja, Mutiara Ika Pratiwi mengatakan, hal itulah yang menjadi inspirasi bagi banyak orang.

“Soalnya dari awal dia menyatakan tidak bersalah. Dia melakukan itu sebagai pembelaan atas pelecehan yang dilakukan pelaku. [Tepatnya] pembelaan dan bertahan diri dalam situasi tempat kerja yang rentan pelecehan seksual,” kata Ika kepada Gatra.com, Sabtu (6/7).

Korban pelecehan seksual yang buka suara seperti Nuril, menurut Ika masih sangat sedikit. Terlebih, Nuril juga masih konsisten memperjuangkan haknya walaupun Peninjauan Kembali (PK) telah ditolak Mahkamah Agung (MA).

Menurutnya, hampir seluruh kasus pelecehan seksual terjadi karena adanya relasi kuasa yang timpang. Relasi tersebut terkadang mempersulit korban untuk melapor ke pihak berwenang.

“Karena memang ada relasi kuasa [yang timpang], misalnya guru ke kepala sekolah, buruh dengan pengusaha. Itu pasti sulit ketika dia dalam konteks relasi kuasa yang timpang,” kata Ika.

Jika Nuril tetap dipenjara, lanjutnya, maka ini sebagai preseden buruk di Indonesia. Bagi Ika, hal itu juga akan membuat tempat kerja semakin rentan terjadi pelecehan seksual.

“Kasus seperti yang dialami Baiq Nuril, termasuk dalam pelecehan seksual verbal, yang tidak ada kontak fisik, kan itu banyak sekali kami temukan, misalnya di pabrik garmen, ini fenomena umum. Kita konpers karena merasa sepenanggungan dengan Nuril,” tutupnya.

520