Pekanbaru, Gatra.com - Meski menuai apresiasi, program Riau Hijau yang digaungkan Gubernur Riau Syamsuar diprediksi bakal menuai kendala pada tahap implementasi.

 

Direktur Scale Up Rawa El Hamdi menilai, Gubernur Riau sebaiknya memiliki parameter yang jelas dalam mengusung program Riau Hijau. Rawa menyebut meski Syamsuar berhasil dengan konsep Siak Hijau, hal itu bukan jaminan slogan Riau Hijau bakal berhasil.

 

"Kita ingin kerangka besar soal Riau Hijau ini, bukan hanya urusan zonasi seperti di Siak Hijau. Green itu maknanya luas karena itu menyangkut beragam aktivitas. Mesti ada konsep yang jelas soal ini," katanya kepada Gatra.com, Jum'at (5/7).

 

Rawa mengingatkan bila Pemerintah Provinsi (Pemprov) tidak memiliki parameter yang jelas tentang konsep "hijau" itu sendiri, maka tindakan yang diusung untuk memenuhi program tersebut bakalan kurang optimal. Dia mencontohkan, ketika Pemprov Riau hanya memprioritaskan penataan lokasi kebun sawit sebagai indikator program Riau Hijau. Maka hal tersebut dapat melupakan tindakan "Hijau" lainya semisal meniadakan penggunaan plastik di lingkungan Pemprov Riau.

 

"Bisa enggak tahun 2020 Syamsuar mengeluarkan stamen politik setingkat perda, misalkan dilarang menggunakan plastik untuk kawasan tertentu. Jadi konsepnya harus jelas pada tataran mana diterapkan," tegasnya.

 

Hal senada juga diutarakan Kordinator Jaringan Kerja Penyelamatan Hutan Riau (Jikalahari), Made Ali. Made mengatakan program Riau Hijau yang dgelorakan Syamsuar belum mendapatkan dukungan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

 

"Belum tampak dukungan dari SKPD terkait, karena memang Gubernur Riau belum menghadirkan konsep yang terukur tentang Riau Hijau. Sehingga dalam 100 hari kerjanya Syamsuar - Edy masih dalam tahap memastikan terakomodirnya masukan masyarakat sipil tentang Riau Hijau dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Riau," katanya