Home Regional Riau Siagakan Tim Penanganan PMK

Riau Siagakan Tim Penanganan PMK

Pekanbaru,Gatra.com - Gubernur Riau, Syamsuar melepas secara resmi mobil siaga penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK), Senin pagi (27/6). Mobil siaga tersebut ditujukan ke-12 kabupaten kota di Riau beserta bantuan vaksin dari Kementerian Pertanian. 

Syamsuar mengatakan, vaksinasi nantinya dilakukan bagi sapi yang belum terjangkit PMK. Tindakan tersebut bagian dari upaya pencegahan. 

"Kita harapkan agar vaksin ini segera didistribusikan. Supaya nanti kita bisa minta lagi ke Kementan untuk memutus PMK ini," terangnya.

Adapun vaksin tahap pertama yang diserahkan, ditujukan ke Kampar sebanyak 1.000 dosis, lalu Rokan Hulu dan Inhu masing-masing sebanyak 1.000 dosis. Kemudian Kabupaten Rokan Hilir dan Bengkalis masing-masing 600 dosis, kemudian Kabupaten Siak 500 dosis, dan Kabupaten Indragiri Hilir serta Kuansing dengan jumlah yang sama 400 dosis. 

Adapun Kota Dumai kebagian 300 dosis, lalu Kota Pekanbaru dan Kabupaten Meranti 200 dosis.

Sedangkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau mencatat saat ini terdapat 225 ekor sapi di Provinsi Riau yang terpapar PMK hewan ternak. Dari jumlah tersebut Kabupaten Bengkalis menjadi yang terbanyak terpapar PMK (100 ekor), lalu Kabupaten Rokan Hulu (53 ekor) ,Siak (26 ekor), Indragiri Hilir (24 ekor), Kampar 16 ekor, dan Indragiri Hulu 6 ekor.

"Saat ini ada 6 kabupaten di Riau yang terkena wabah PMK. Per desa langsung di lockdown. Semua petugas di daerah sudah tahu apa yang harus dilakukan dalam rangka penanganan sapi ini," kata gubernur. 

Sementara itu Anggota DPRD Riau yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan, Abu Khoiri, berharap pemprov mengimbangi upaya pencegahan PMK, dengan giat sosialisasi yang maksimal. Sebab kata Khoiri, respon masyarakat terhadap PMK di sejumlah wilayah biasa saja. 

"Di daerah (Kabupaten) tanggapannya terkesan datar, kita khawatirkan ini bagian dari sikap acuh. Jadi kalau  PMK ini memang punya dampak terhadap kesehatan manusia, baiknya pencegahan dilakukan melalui sosialisasi yang masif, bukan sebatas pada sapi yang terpapar tapi juga masyarakat selaku konsumen (daging kurban)," ujarnya.

43