Home Gaya Hidup Aktivis Restorasi Mangrove Sumut Raih Kalpataru

Aktivis Restorasi Mangrove Sumut Raih Kalpataru

Medan, Gatra.com – Dosen Universitas Negeri Medan (Unimed) Meilinda Suriani Hareva menerima penghargaan Kalpataru atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di Sumatera Utara (Sumut).

Meilinda menerima penghargaan atas kegiatan pendampingan restotrasi hutan mengrove, pembinaan dan pendampingan terhadap kelompok petambak ramah lingkungan. Termasuk, pengembangan eko wiasta di Lubuk Kertang Langkat dan Belawan Sicanang.

Baca Juga: Kerusakan Danau Toba Parah, BLH Sumut Mengatakan Ringan

Meilinda mengatakan bahwa untuk melaksanakan program tersebut dia mendapat dukungan yang cukup baik dari Pemerintah Provinsi Sumut. Termasuk dari Unimed yang menjadi tempatnya bekerja sebagai dosen di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial.

Selain dari Pemprov Sumut dan Unimed, Meilinda mengatakan bahwa dia juga mendapat dukungan dari Yayasan Gajah Sumatera (Yagasu), NGO yang bekerja untuk perlindungan dan restorasi mangrove. “Untuk Sumut kita ada tiga calon, dan yang ditetapkan satu penerima. P

Baca Juga: Balai PSKL Wilayah Sumatera Gelar FGD

Meilinda mengatakan bahwa saat ini hasil dari program pelestarian mangrove sudah mulai dapat dilihat. Mulai dari kemanfaatan hutan mangrove untuk masyarakat, perbaikan ekosistem mangrove, hingga perbaikan biota laut.

“Sekarang kita sudah bisa lihat lumba-lumba (dolpin) mulai muncul dari Belawan sampai ke Jaring Halus. Tentu ini butuh proses dan dukungan masyarakat,” pungkasnya,” katanya.

Baca Juga: Dinas Lingkungan Hidup Sumut Akui Pencemaran Danau Toba Mengkhawatirkan

Atas prestasi tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut, Sabrina mengapresiasi perolehan anugerah penghargaan Kalpataru 2019 kategori Pengabdi Lingkungan. Pemerintah kabupaten dan kota diharapkan memberikan motivasi agar masyarakat yang peduli lingkungan semakin banyak.

“Tentu dengan ini kita bangga, karena nama Sumatera Utara mendapatkan penghargaan dari 10 penerima yang ada di Indonesia. Kita berharap agar mereka yang peduli lingkungan dapat ditampilkan. Karena kita meyakini banyak yang seperti Meilinda di Sumut, sehingga kelihatan siapa saja yang telah berjuang untuk lingkungan kita,” ujar Sabrina.

Baca Juga: Partisipasi Masyarakat Dibutuhkan Menekan Jumlah Sampah di Sumut

Kepada para pelaku atau aktivis lingkungan, lanjut Sabrina, seharusnya diberikan penghargaan sebagai motivasi baik kepada yang bersangkutan maupun ke masyarakat luas. Sehingga bukan tidak mungkin akan muncul lagi pahlawan lingkungan serupa yang turut menjaga kelestarian alam.

Apalagi menurutnya, isu ini sudah menjadi konsumsi seluruh dunia, khususnya hutan mangrove yang banyak hilang sampai kepada masalah sampah plastik. Sabrina mencontohkan jika sampah plastik sampai ke laut dan partikelnya dimakan ikan. Lalu ikan dikonsumsi manusia tentu akan menimbulkan bahaya. “Jadi kalau kita baik kepada lingkungan, maka alam akan memberikan kebaikan kepada kita. Sebaliknya, kalau tidak, bukan tidak mungkin menimbulkan bencana,” jelas.

Reporter: Baringin Lumban Gaol

609