Home Ekonomi Harga Cabai Meroket, BKP Sebut Pengaruh Kemarau Kering

Harga Cabai Meroket, BKP Sebut Pengaruh Kemarau Kering

Jakarta, Gatra.com – Sebulan terakhir, harga cabai mengalami tren kenaikan. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengungkapkan, penyebab kenaikan harga cabai karena pengaruh kemarau kering pada Juli-Agustus.

“Pertanian sangat bergantung dari iklim. Apalagi outdoor farming atau environment yang enggak terkontrol,” ujarnya kepada Gatra.com, Senin (15/7). 

Berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga cabai merah besar, cabai merah keriting, cabai rawit hijau, dan cabai rawit merah masing-masing sebesar Rp48.950/kg, Rp49.450/kg, Rp39.600/kg, dan Rp39.450/kg pada (14/6) lalu.

Selain itu pada (15/7), harga cabai merah besar, cabai merah keriting, cabai rawit hijau, dan cabai rawit merah masing-masing sebesar Rp58.300/kg, Rp60.350/kg, Rp56.950/kg, dan Rp63.150/kg.

“Kenaikan terjadi karena dua hal. Satu produksi terganggu, kedua cuaca kering orang memainkan harga,” tuturnya.

Agung menjelaskan, salah satu penyebabnya adalah cabai yang relatif mudah rusak, sehingga tidak bisa disimpan dalam jangka waktu lama. Kemudian, Ia mengaku pihaknya terus melakukan operasi pasar (OP) dengan membeli langsung cabai dari gabungan kelompok tani (gapoktan) binaan.

“Ini membawa langsung produk petani ke masyarakat. Dari petani Rp 35 ribu, kita jual Rp 40 ribu. Kita OP terus tapi nggak kita publikasikan saja,” ungkapnya.

Sentra produksi cabai nasional seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur mengalami kekeringan. Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sampai mengeluarkan peringatan "awas" pada kasus kekeringan di Jawa Barat dan Jawa Timur. Adapun Jawa Tengah mendapatkan peringatan "siaga".

 

258