Jakarta, Gatra.com - Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Zulnahar Usman mengatakan bahwa cadangan batubara di Indonesia masih sangat mencukupi. Meski demikian Zulnahar yang juga menjabat Ketua Pokja Industri Energi Dan Sumber Daya Mineral Zulnahar itu menyebutkan sebaiknya batubara tidak digunakan secara berlebihan dan disimpan untuk kebutuhan domestik.

"Kalau sekarang kan habis-habisan dijual (ke luar negeri), sedangkan kita butuh untuk domestik. Cina kan begitu kebijakannya, kalo bisa beli kenapa enggak beli dulu saja. Jadi cadangannya mereka simpan, " kata Zulnahar saat sesi diskusi yang digelar KEIN di Hotel Fairmont, Jakarta, Kamis (25/7).

Selanjutnya ia mengatakan bahwa produksi batubara di Indonesia berada dalam tren naik. Tahun lalu misalnya produksi batubara mencapai 528 juta ton. Padahal dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), target produksinya hanya sebesar 400 juta ton.

Kenaikan tersebut menurutnya sejalan dengan upaya pemerintah mengatasi masalah defisit neraca perdagangan dimana batubara menjadi komoditas untuk meningkatkan devisa negara. Dalam hal produksi batubara ia menilai perlu kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah.

"Pemerintah pusat dinilai sulit mematok produksi batubara secara ketat. Sebab ini juga menyangkut kepentingan daerah. Tidak bisa serta merta pemerintah menargetkan sekian (jumlahnya). Ada juga kepentingan daerah untuk meningkatkan pendapatan mereka," ujarnya.

Ia berharap agar KEIN beserta pemangku kepentingan lainnya dapat merumuskan kebijakan tentang cadangan batubara nasional yang dapat diberikan kepada Presiden Joko Widodo.

"Ini biasanya kita laporkan (ke Presiden) satu bulan setelah diskusi berlangsung. Artinya sebelum bulan Oktober nanti, pas pelantikan periode kedua," katanya lagi.