Home Milenial 'Ora Saru', Belajar Seksualitas dari Karya Seniman Milenial

'Ora Saru', Belajar Seksualitas dari Karya Seniman Milenial

Yogyakarta, Gatra.com – Para seniman muda Yogyakarta menggelar pameran seni yang menampilkan karya-karya visual bertema seksualitas. Pameran ini menjadi ajang untuk membahas seks, bukan sebagai sesuatu yang porno dan tabu, melainkan sebagai sarana pendidikan tentang tubuh, kesehatan reproduksi, dan relasi gender.

Pameran yang digelar di Youth Center Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) DIY, Kota Yogyakarta, sejak 23 Juli lalu ini hasil kerjasama lembaga tersebut dengan komunitas seni Pensil Terbang. Mengambil tajuk ‘Ora Saru’, bahasa Jawa yang berarti ‘tidak tabu’, ajang ini menampilkan 23 judul karya dari 18 seniman milenial, termasuk enam siswa SMKN 3 Bantul atau Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Yogyakarta.

Menariknya, siswa-siswa SMA ini berani menampilkan karya poster berisi pesan-pesan tentang seksualitas yang mengena untuk kalangan milenial seusia mereka. Sebelum membuat karya dan menampilkannya, mereka menggelar diskusi tentang tema yang dianggap tabu tersebut.

Salah satu karya milik Indrawan Refa, 18 tahun, siswa kelas 3 SMSR, menampilkan ilustrasi digital ‘ Think Your Thought’ yang menyajikan gambar percakapan dua orang. Di balon kata laki-laki ada lambang gender pria dan wanita menyatu, sedangkan di balon kata perempuan ada lambang gender perempuan yang ‘mengenakan’ toga.

Baca Juga: Artis Milenial Indonesia-Malaysia Berkolaborasi di Bantul

Ilustrasi ini dibubuhi pesan ‘ Your Mind Makes It Taboo!’ “Sering kali kita berbicara tentang seks dianggap tabu, padahal itu bisa untuk pendidikan seks,” ujar Refa soal gagasan kreatifnya kepada Gatra.com, Senin (29/7).

Rekan seangkatannya, Sinathrya Alvin, menyuguhkan poster ‘Imajinasi’ yang bertutur soal fenomena onani atau masturbasi di kalangan remaja. Di poster itu, Alvin menampilkan ilustrasi pisang, ponsel, lotion, dan kertas tisu. Ada pula gambar otak yang berpenda-pendar dan tulisan ‘nichmadd’.

Menurut Alvin, ajang ini tak hanya membuat dia berani mengungkapkan tema seksualitas, melainkan juga menjadikannya paham tentang kesehatan reproduksi dan relasi gender. “Sebelumnya saya bikin karya tentang aborsi yang menyudutkan perempuan. Setelah diskusi dengan PKBI jadi tahu bahwa aborsi itu ada tanggungjawab dari laki-lakinya juga,”tutur dia, serius.

Suci Rahmadani, juga pelajar kelas 3 SMSR, mengetengahkan poster mixed media dengan ilustrasi vagina. Di tengahnya, ada tulisan sesuaijudul karya ini, ‘Bukan Organ Moral’. “Karya ini tentang keperawanan yang sering dijadikan ukuran moral. Perempuan sering dianggap tidak bermoral kalau sudah tidak perawan, padahal itu bisa karena jatuh dan kecelakaan,” ujarnya.

Baca Juga: Seniman Afghanistan, Bali, dan Padang Ungkap Pesan Toleransi

Karya-karya lain menampilkan ilustrasi atau simbol-simbol soal organ reproduksi dan kesehatannya, proses reproduksi manusia hingga kelahirannya, soal catcalling dan pelecehan seksual, juga yang menggelitik seperti praktik penjualan obat kuat.

Sejumlah pengunjung pameran ini memang terlihat mengulum senyum saat menyaksikan karya-karya di pameran ini. “Temanya unik, menarik, dan jarang diangkat, padahal ini dekat dengan diri kita,” kata Ancel, 20 tahun, mahasiswi arsitektur.

Pengulas pameran ‘Ora Saru’ Ikhsan Aji Pamungkas menyatakan pendidikan tentang seksualitas belum dianggap perlu di negeri ini. Kalau pun ada, pendidikan itu diberikan secara sepotong-sepotong, tak terbuka, dan tak komprehensif.

Menurut Ikhsan, jika setelah melihat pameran ini, ada hal-hal yang dikosultasikan, PKBI siap melayani konseling. “Berbicara tentang seksualitas tidak perluagar dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi remaja untuk bekal kehidupan di masa yang akan datang,” ujarnya.

Pameran yang menjadi bagian Jogja Art Weeks, gelaran pameran seni bersama di seantero Yogyakarta ini, digelar hingga 23 Agustus 2019.

964