Home Politik Eks Konsultan World Bank Jadi Ketua DPD PDIP Aceh

Eks Konsultan World Bank Jadi Ketua DPD PDIP Aceh

Jakarta, Gatra.com - PDI Perjuangan berhasil menyelesaikan seluruh konferensi daerah (Konferda) dan Konferensi Cabang (Konfercab) sebagai prasyarat pelaksanaan kongres V yang akan dilakukan di Bali pada 8 Agustus mendatang.

DPD PDI Perjuangan (PDIP) Aceh menjadi pemuncak konsolidasi itu dengan mendudukkan ketua baru, Muslahuddin Daud. Mantan konsultan World Bank ini memilih keluar dan menjadi petani di kampung halamannya. 

Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, dengan selesainya Konferda Aceh, maka PDIP telah memiliki struktur baru 34 propinsi dan 514 kabupaten/kota. 

"Aceh menjadi puncak konsolidasi. Ibu Megawati Soekarnoputri, dengan kejernihannya di dalam melakukan profiling kader, akhirnya menugaskan Muslahuddin Daud," kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Minggu (4/8). 

Baca Juga: Kehadiran Prabowo di Kongres V PDIP Perkuat Rekonsiliasi

Muslahuddin, menurut Hasto, merupakan sosok cendekiawan, visioner dan berpengalaman sebagai konsultan World Bank. 

"Namun karena panggilan nuraninya, sejak beberapa tahun terakhir, Muslahuddin  memilih untuk menjadi pejuang kemanusiaan dan membantu para petani Aceh di kampung halamannya," ujar Hasto.

Sementara sekretarisnya adalah Yunia Sofiasti, seorang muda yang terjun ke politik dengan basis pengalaman luas sebagai seorang arsitek. Dan Bendaharanya adalah Hamdani, seorang aktivis PMII yang pernah berprofesi sebagai pengusaha kopi.

"Seluruh pimpinan baru DPD PDI Perjuangan tersebut dipilih dengan kewajiban memahami kebudayan Aceh," imbuh Hasto.

Baca Juga: Dua Alasan PDI Perjuangan Bisa Hattrick di Pemilu 2024

Lebih jauh, Hasto mengatakan dengan selesainya konsolidasi tersebut, maka PDIP semakin meneguhkan diri sebagai partai yang membumikan demokrasi Pancasila dengan mengedepankan musyawarah. Hal itu bukan berarti meniscayakan kemajuan peradaban dengan munculnya berbagai teknologi baru.

PDIP justru menerapkan berbagai disiplin ilmu seperti psikologi, perilaku organisasi, kepemimpinan, dan strategi politik dengan Pancasila sebagai panduannya.

Hasto menekankan struktur baru di seluruh Indonesia itu diwujudkan dengan prinsip kaderisasi yang muncul dari bawah. Jadi, kata Hasto, PDIP menjauhkan diri dari langkah pragmatis seperti membajak kader partai lain.

"Sebab berpolitik itu adalah investasi kehidupan bagi bangsa dan negara. Karena itulah harus dilakukan dengan cara baik-baik. Sebab tidak ada jalan pintas dalam politik," ujarnya.

Apapun itu, Hasto memastikan Kongres V PDIP sudah siap untuk dilaksanakan. Dan melalui kongres itu, PDIP menegaskan komitmennya sebagai Partai Pelopor dengan mengedepankan aspek ideologi, disiplin, moralitas, dan etika kader.

1853