Home Ekonomi Siap-Siap!, Pemilik Lahan Tidur di Sumsel Diinventaris

Siap-Siap!, Pemilik Lahan Tidur di Sumsel Diinventaris

 

Palembang, Gatra.com – Pemerintah provinsi Sumsel tengah mengupayakan pendataan (inventaris) sejumlah lahan tidur yang menjadi penyebab terjadinya kebakaran lahan hutan dan kebun (Karhutlabun).

Kebijakan ini dikeluarkan Gubernur Sumsel, Herman Deru sebagai langkah pencegahan karhutlabun saat ini. Penginventarisan akan dilakukan terutama di kabupaten-kabupaten yang rawan muncul titik api (hotspot) atau memiliki lahan yang sering terbakar setiap tahunnya. “Kita inventaris sekarang, guna mengetahui siapa-siapa pemiliknya, sehingga jangan sampai lahan-lahan itu terbakar berulang-ulang setiap tahun,” ujarnya di Palembang.

Dalam proses inventaris ini, Pemprov akan berkordinasi dengan pemerintah kota dan kabupaten untuk mengumpulkan camat dan perangkat pemerintah lainnya guna mengetahui siapa-siapa pemilik lahan tidur yang kerap terbakar setiap tahunnya. “Setelah diinventaris, kita kumpulkan mereka dan dipastikan apakah ingin menggarap lahannya atau tidak,” terang Deru.

Kepastian akan penggarapan harus disampaikan kepada pemerintah setempat. Mengingat, pemerintah sudah tidak ingin lagi, terjadi kebakaran hanya disebabkan oleh lahan yang tidak dibudidayakan atau dibiarkan terlantar (tidak dimanfaatkan) apalagi dijaga dengan baik.

Dicontohkan Deru, lahan-lahan yang terbakar di kawasan sekitar Jalintim dan Tol Palindra, dimiliki oleh masyarakat perseorangan yang keberadaannya tidak menetap di Sumsel. Sehingga pemerintah kabupatennya kesulitan berkordinasi mengenai penoptimalan lahan mereka. “Di Indralaya itu misalnya, tanah-tanah itu ada yang sudah dibeli lama oleh pemiliknya, lalu oleh pemiliknya ditinggal, dan mereka tidak juga menggarap lahan itu. Tiba-tiba terbakar, pemerintah kesulitan memadamkan dan masyarakat juga dirugikan,” beber Deru.

Dalam penggarapan (pengoptimalan) lahan nantinya, Pemprov akan menawarkan program Serasi, yang sistem pertanian tanaman padi yang dikembangkan di kawasan rawa seperti di kabupaten Banyuasin. “Jika kesulitan, kita ada program untuk sawah rawa,” pungkasnya.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel pada awal Agustus lalu, kebakaran telah terjadi pada 257,9 ha lahan di Sumsel yang tersebar di kabupaten Ogan Ilir sebanyak 121,15 ha, lahan di Banyuasin seluas 6 ha, lahan di Pali sebanyak 57,75 ha, lahan di kota Lubuk Linggau sebanyak 0,5 ha dan lahan di Musi Banyuasin sebanyak 4 ha serta lahan di kabupaten OKI seluas 68,5 ha.

Dari luasan lahan itu, sebagian besar terjadi pada lahan dengan status guna peruntukkan lainnya. Kepala Bidang Penanggulangan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori mengatakan kebakaran masih melanda Provinsi Sumsel. Pada pekan awal Agustus ini, sejumlah lahan terbakar di Ogan Ilir dengan jumlah titik (hotspot) mengalami peningkatan.

“Data terakhir yang diterima tim, lahan-lahan yang terbakar itu, bukan lahan yang dibudayakan dan cendrung lahan yang sama dengan tahun lalu. Lahan-lahan yang tidak digarap,” ujarnya dihubungi Gatra, Minggu (4/8).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

482