Home Gaya Hidup Gunung Slamet Naik Status, Jalur Pendakian Ditutup

Gunung Slamet Naik Status, Jalur Pendakian Ditutup

Banyumas, Gatra.com - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur menutup tiga pos pendakian Gunung Slamet di wilayah Banyumas dan Purbalingga. Penutupan ini menyusul Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang menaikkan status Gunung Slamet dari status normal (level I) menjadi waspada (level II).
 
Junior Manajer Bisnis KPH Banyumas Timur, Sugito mengatakan, jalur pendakian yang ditutup di wilayahnya yaitu Pos Bambangan Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Pos Gunung Malang, serta Pos Baturraden, Kecamatan Baturraden, Banyumas. Pos pendakian tersebut telah ditutup sejak pukul 11.00.  
 
"Untuk semua pendaki kami imbau tidak beraktivitas di radius 2 kilometer dari kawah," ujarnya, ketika dihubungi Jumat (9/8). 
 
Sugito mengatakan, jalur tersebut sejatinya baru dibuka sehari setelah peralihan pengelolaan, pembersihan sampah dan pemulihan ekosistem, Kamis (8/8). Namun, lantaran aktivitas Gunung Slamet yang meningkat, pihaknya memutuskan untuk jalur pendakian hingga waktu yang tidak ditentukan. 
 
Pihaknya juga mengirimkan tim untuk melakukan evakuasi pendaki yang terlanjur melakukan pendakian. "Informasi sementara pukul 13.00 baru 3 pendaki yang sudah turun," ujarnya.  
 
Sementara itu Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Ariono Poerwanto mengaku telah menerima informasi perihal status Gunung Slamet, yang kini menjadi Waspada dari Direktorat Vulkanologi PVMBG. Menurutnya dari informasi yang diperoleh, berkaitan dengan status Gunung Slamet, pendakian umum diminta untuk ditutup. 
 
"Warga masyarakat diminta tetap tenang, hanya untuk pendakian secara umum itu ditutup dulu, karena dilarang ada aktivitas sampai radius dua kilometer dari mulut kawah," ucapnya. 
 
Pihaknya, kata dia juga telah meneruskan informasi dari PVMBG ke camat-camat yang berada di sekitar Gunung Slamet. Hal itu untuk meningkatkan kewaspadaan bagi warga masyarakat yang tinggal di sekitar lereng Gunung Slamet. 
 
"Warga di sekitar Gunung Slamet biasanya memiliki kearifan lokal terkait tanda-tanda aktivitas gunung. Seperti misalnya dengan melihat adanya binatang yang turun," ujarnya.
470