Home Kesehatan Sebanyak 34 Ribu Warga Banyumas Mengalami Krisis Air Bersih

Sebanyak 34 Ribu Warga Banyumas Mengalami Krisis Air Bersih

BanyumasGatra.com – Dampak kemarau panjang di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah semakin luas. Kini, sebanyak 9.771 keluarga dari 38 desa, di 17 kecematan mengalami krisis air bersih.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Ariono Purwanto mengatakan hingga Minggu (18/8), BPBD telah mengirimkan sebanyak 522 tangki bantuan air bersih dengan volume air mencapai 2.610.000 liter.

Ariono menyatakan, Ke-17 kecamatan tersebut yang terdampak kekeringan meliputi, Kecamatan Patikraja, Sumpiuh, Karanglewas, Rawalo, Kalibagor, Jatilawang, Purwojati, Cilongok, Tambak, Kebasen, Gumelar, Somagede, Lumbir, Kemranjen, Banyumas, Pekuncen, dan Kedungbanteng.

Kemudian 38 desa yang terdampak krisis air bersih paling parah yakni, Desa Nusadadi, Kecamatan Sumpiuh dan Desa Kalitapen, Kecamatan Purwojati. 

“Desa Nusadadi, 51 tangki atau 255 ribu liter dan Desa Kalitapen sebanyak 50 tangki 250 ribu liter,” ucap Ariono kepada gatra.com, di Banyumas, Senin (19/8).

Dia memperkirakan, jumlah desa yang akan mengalami krisis air bersih bakal semakin banyak pada Agustus dan September 2019 ini. Sementara, jumlah armada yang tersedia hanya tiga mobil tangki air. Kemudian, ada satu mobil tangki bantuan dari PMI.

“Sekarang sudah mengirimkan antara 12 sampai 15 tangki per hari, tergantung jaraknya. Satu armada bisa tiga atau empat kali per hari. Kalau yang tangki PMI hanya sampai September,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi semakin banyaknya permintaan air bersih, BPBD berencana akan mengirimkan bantuan air bersih hingga malam hari. Pihaknya akan memberlakukan sistem shift atau jadwal piket siang dan malam. Pengalaman tahun lalu, kata Ariono, ada satu armada yang mengirimkan hingga 11 tangki per hari. 

“Jadi mulai beroperasi jam 8 pagi. Kemudian nanti mobil tangki baru berhenti jam empat pagi,” ujarnya. 

251