Home Milenial Agresif, HTI Gunakan Cara Gaul untuk Pikat Remaja

Agresif, HTI Gunakan Cara Gaul untuk Pikat Remaja

Jakarta, Gatra.com - Pasca dicabut izin organisasinya, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) kini menggunakan cara-cara baru dalam merekrut dan menyebarkan gagasannya terutama kepada remaja dan generasi muda.

Direktur Eksekutif Society Against Radicalism and Violent Extremism (SeRVE) Indonesia, Dete Aliah mengungkapkan HTI kini bertransformasi ke dalam komunitas-komunitas gaul dan menggunakan pendekatan yang gaul sesuai minat dan hobi para remaja.

"Itu yang kita lihat sebagai pola baru. Kalau dulu lewat Rohis atau yang identik dengan Islam, sekarang mereka menggunakan passion anak muda dimana di situ mereka masuk. Mereka punya strategi perekrutan yang sistematis, mereka tidak menggenerasilir tergantung orang yang di-approach," ujar Dete kepada wartawan saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (20/8).

Baca Juga: Pasca Dibubarkan, Pakar Intelijen Sebut Pergerakan HTI Makin Masif

Dete menyebut, HTI masuk ke komunitas hobi misalnya outbound, panjat tebing, dan cara-cara lain yang disukai anak muda. Termasuk penyebaran dengan konten kreatif dan menarik di media sosial.

"Contohnya bisa dicek sendiri di Facebook namanya Komunitas Royatul Islam atau KARIM. Mereka punya cabang di mana-mana, dia terbuka, masuk ke SMA sesuai hobi, kemudian memperkenalkan bendera Ar-Raya Al-Liwa," ungkap Dete.

Target sasaran rekrutmen HTI ialah anak muda yang punya pemahaman agama sedikit namun punya idealisme dan kegelisahan, dimana rata-rata dari kalangan menengah keatas. Ada transformasi rekrutmen gerakan radikal yang sebelumnya eksklusif kini mulai terbuka untuk mencari dukungan publik.

Baca Juga: Ijtimak Ulama IV Usung NKRI Bersyariah, Menhan: NKRI ya NKRI

Mengutip mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI), Nasir Abbas, Dete mengatakan kalau di JI memiliki dua sayap organisasi yakni sayap dakwah dan sayap militer. Sayap dakwah bertujuan untuk mendapatkan dukungan publik, sementara sayap militer untuk merekrut dan menempa orang untuk melakukan aksi militer.

Kendati HTI mengaku tidak melakukan tindak kekerasan, menurut Dete ideologi yang disebarkan HTI selangkah lagi menuju terorisme karena menyebarkan ideologi khilafah.

"Kalau HTI itu think tank-nya, mereka memang tidak perlu sayap militer, tapi mereka medium penyebaran, yang akhirnya menciptakan mesin-mesin. Nanti mesinnya yang bergerak sendiri," pungkas Dete.

 

4777