Home Ekonomi Kisah Suyadi Temukan Mata Air Langka di Desa Tandus

Kisah Suyadi Temukan Mata Air Langka di Desa Tandus

Gunungkidul, Gatra.com - Suyadi, 62 tahun, menemukan mata air saat desanya, Dusun Garotan, Desa Bendung, Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul, tengah tandus di puncak musim kemarau. Petani ini bertekad punya sumur di lahannya sejak dua tahun lalu, tapi baru terwujud pada Senin (19/8) karena ia tak punya uang. 
 
Keinginan membuat sumur itu supaya lahan tani miliknya bisa lebih produktif. Namun Suyadi dan istrinya, Sutilah, harus mengumpulkan Rp5 juta untuk itu sedikit demi sedikit selama dua tahun itu.
 
"Sudah dua tahun lalu punya keinginan. Biar bisa  dimanfaatkan untuk mengaliri lahan pertanian, baik lahan saya maupun tetangga-tetangga sekitar. Alhamdulillah, terkabul," kata Suyadi saat ditemui, Rabu (21/8). 
 
 
Pada Senin (19/8), ia menyewa jasa tukang bor. Mereka mulai mengerjakan sumur itu pukul 10.00 WIB.  Pada jam 16.00 WIB, saat sumur sampai di kedalaman 60 meter, pengerjaan itu dihentikan karena akan dilanjutkan esok hari. Namun, dari lubang pengeboran, tiba-tiba air mengucur . 
 
"Tidak ada mata air di dekat sini. Jadi cukup langka. Tanpa pompa untuk mengangkatnya, air sudah keluar ke permukaan tanah," katanya. 
 
Air sumur itu diperkirakan mengalir 1,5 liter per detik. Alhasil, bukan hanya oleh Suyadi, air itu pun dimanfaatkan oleh para tetangganya.  "Rencana ke depan saya belum tahu. Tapi secara pribadi, saya ingin airnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian di sini. Karena ya, memang sulit air," katanya. 
 
 
Adik Suyadi, Paidi, 55 tahun, membenarkan perjuangan kakaknya mengumpulkan Rp5 juta untuk pembuatan sumur itu. "Semoga bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk mengatasi kekeringan. Karena memang di wilayah sini sangat kering," ucapnya. 
 
Warga Desa Bendung, Elmiyatun, 60 tahun, pemilik lahan pertanian di sebelah lahan Suyadi turut bersyukur atas penemuan sumber air ini. "Dalam setahun lahan biasanya dua kali tanam padi. Adanya sumber air ini bisa jadi tiga kali, untuk padi dua kali dan diselingi palawija saat kemarau," harapnya.
 
1050