2_thumb.png "Istri Lettu Agam Disebut Sejak Awal Umbar Masalah Keluarga ke Media Sosial")
1_thumb.png "TNI AU Terjunkan Paket Bantuan BAZNAS untuk Palestina dari Udara")
_thumb.jpg "Ini Cerita Sekjen PDIP, Beberkan Curhatan Mensos Risma soal Bantuan Beras")
_thumb.jpg "Sirekap Diklaim Sudah Diaudit BRIN-BSSN, Roy Suryo: Bohong!")
Jakarta, Gatra.com - Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Safrudin mengatakan, rencana pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan kemungkinan berdampak pada kualitas udara di Jakarta. Kondisi udara akan menjadi lebih baik setelah adanya pemindahan pusat pemerintahan.
"Terkait pemindahan Ibu Kota, kemungkinan besar kualitas udara di Jakarta akan membaik. Seperti yang diketahui, nantinya akan pindah beberapa pusat kementerian atau lembaga. Istilahnya beban kota Jakarta yang saat ini dipikul, akan berkurang bila dipindahkan," ujar Ahmad Safrudin atau akrab disapa Puput saat dihubungi Gatra.com, Jumat (23/8).
Lanjutnya, hal yang sama juga terjadi di Kalimantan. Puput berujar, nantinya pembangunan di Kalimantan akan dimulai dari awal. Dengan itu, lebih mudah melakukan pengawasan dan merencanakan pembangunan infrastruktur yang lebih baik. Khususnya melalui penyusunan yang ramah bagi lingkungan.
"Menurut saya, kedua kota ini nantinya akan memiliki dampak tersendiri terhadap kualitas udara. Seperti Kalimantan, karena dibangun dari awal lagi, maka perencanaannya harus lebih baik dan belajar dari Jakarta. Begitupula dengan Jakarta, bila nantinya ditinggalkan, harus segera melakukan pembenahan diri. Khususnya kualitas udaranya,"katanya.
Puput mengatakan, kemungkinan kualitas udara Jakarta akan membaik. Ini merupakan hal yang wajar. Sebab, lanjutnya, segala sesuatu yang ditinggalkan, pastinya bertransformasi menjadi lebih baik.
