Home Ekonomi Angkasa Pura Fokus Aerocity di DIY, Pemda ke Aerotropolis

Angkasa Pura Fokus Aerocity di DIY, Pemda ke Aerotropolis

Kulonprogo, Gatra.com – Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan Angkasa Pura fokus mengembangkan aero city sebagai kawasan pendukung bandara. PT AP I telah menyiapkan 86 hektar lahan di sekitar bandara.

“Kami fokus pada bandara dan pengembangan kawasan di sekitarnya. Ada 86 hektar lahan milik kami yang dijadikan aero city,” katanya usai mendampingi Menteri Pariwisata Arief Yahya berkunjung ke Bandara Internasional Yogyakarta (BIY), di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (23/8).

Menurut Faik, aero city akan menjadi daerah pendukung bandara berkonsep bisnis dan pelayanan. Untuk itu kawasan ini juga dikembangkan sebagai area penyedia fasilitas pariwisata. Mengingat BIY jauh dari berbagai fasilitas, aero city akan menjadi kawasan atau kota baru.

“Di sana, selain akan dibangun terminal-terminal kargo, perusahaan katering, dan beberapa usaha lain, kami juga sediakan hotel dan ruang kerja bagi wisatawan yang akan menggunakan bandara. Semuanya akan dikerjakan oleh anak perusahaan,” ucapnya.

Baca Juga: Konsep Kota Bandara di Kulonprogo Buram, 3 Investor Mundur

Namun, menurut Faik, aero city  ini berbeda dengan aerotropolis yang digagas Pemda DIY. Faik mengatakan areotropolis bukanlah ranah kerja PT AP I. Ia bilang, aerotropolis merupakan kawasan yang terpisah dan berada jauh dari BIY.

“Setahu saya aerotropolis itu usulan dan akan dikembangkan Pemda DIY dengan lokasi agak jauh. Aerotropolis ditargetkan menjadi kota baru. Selebihnya saya tidak tahu,” jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal DIY Arief Hidayat mengatakan pembangunan aerotropolis atau kota bandara di Kulonprogo tidak terkonsep dan terencana dengan baik.

Baca Juga: Bandara Kulonprogo Diharap Satukan Pariwisata DIY-Jateng

Dampaknya, tiga investor pembangunan di area sekitar BIY mundur. Arief menyebut kondisi itu, antara lain, karena konsep pembangunan PT AP I sebagai kontraktor bandara dan Pemda tak selaras.

“Aerotropolis ini direncanakan menggunakan 3000 hektar lahan yang memiliki radius 15 kilometer dari BIY. Pengembangan aerotropolis ini membutuhkan kerjasama dari semua pihak karena keberagaman sosial, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan masyarakatnya,” jelasnya.

Sesuai arahan Gubernur DIY, Arief mengatakan pengembangan aerotropolis akan fokus sebagai kota bisnis, bukan kota industri.

926