Home Milenial Melestarikan Literatur Peninggalan Sejarah Cilacap

Melestarikan Literatur Peninggalan Sejarah Cilacap

CilacapGatra.com - Pemerhati sejarah berupaya melestarikan literatur peninggalan sejarah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Mereka pun mengajak generasi muda untuk terlibat dalam upaya penyelamatan sumber dan catatan sejarah melalui ajang Cilacap Heritage Fellowship Program.

Pegiat Komunitas Sangkanparan Cilacap, Insan Indah Pribadi mengatakan, kegiatan tersebut berupaya menggali catatan sejarah dari berbagai narasumber. Mulai dari masyarakat adat, komunitas pecinta sejarah hingga kalangan akademisi.

"Yang kita ketahui sekarang ini, minim sekali literatur berupa buku catatan sejarah, komik, cerita pendek atau film yang mengupas sejarah tentang Cilacap. Ini saatnya generasi muda yang menciptakan karya-karya berlatar belakang sejarah itu," ujarnya di Hotel @Hom Premiere Cilacap, Minggu ( 25/8).

Menurut Insan, program pendidikan dan pelestarian sejarah yang didukung Direktorat Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini tidak hanya mengajak para remaja mengenal sejarah daerahnya. Tapi juga mendorong mereka untuk membuat karya tentang peninggalan sejarah Cilacap. Oleh karena itu, remaja yang dilibatkan pun bukan orang sembarangan. Mereka adalah pegiat ekonomi kreatif yang terpilih sebagai peserta program selama 23-25 Agustus 2019.

Dia menuturkan, sebelum melakukan visitasi lapangan, para remaja ini mempelajari materi tentang peninggalan sejarah oleh Karsiyah, seorang peneliti makam-makam Belanda, kisah-kisah sejarah Dayeuhluhur yang disampaikan Ketua Lembaga adat desa Hanum, Kecamatan Dayeuh Luhur, Ceceng Rusmana, kemudian Kisah-kisah peninggalan masa kolonial yang disampaikan oleh pemerhati sejarah Bambang Ario.

"Setelah riset di makam Belanda (kherkof) mereka belajar di Rumah Adat Pasemuan Adiraja, Adipala Cilacap sekaligus berdiskusi terkait ritus, adat istiadat penganut kepercayaan bersama Musa Ahmad, Dosen Penelitian dan Sejarah Islam Unugha Cilacap serta Ketua Paguyuban Resik Kubur Jawa Tengah, Saptoyo. Sore harinya mereka mempelajari dolanan bocah tradisional bersama Sukarni, pegiat Pusat Studi Dolanan Bocah Rawaapu," jelasnya.

Dia mengatakan, peserta program ini diminta untuk membuat karya yang dapat dijadikan literatur dan media pembelajaran bersama. Mereka juga wajib membuat literatur karya baru berupa tulisan atau buku, cerita pendek, komik, animasi, film dan lain sebagainya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap, Budi Santosa mengatakan, kekayaan warisan tradisi budaya di wilayah Cilacap perlu dijaga. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Cilacap berharap, kegiatan ini, memunculkan karya yang kreatif serta mencerminkan karakter budaya bangsa.

"Pemkab Cilacap sangat mengapresiasi kegiatan ini, dan diharapkan melalui kegiatan ini akan muncul karya-karya yang berlatar belakang sejarah tentang Cilacap. Karya-karya segar yang kreatif," ujarnya.

768