Home Kesehatan Makanan Cepat Saji Sebabkan Remaja di AS Depresi

Makanan Cepat Saji Sebabkan Remaja di AS Depresi

New York, Gatra.com - Tingginya kadar natrium dan rendahnya kalium dalam makanan di restoran cepat saji yang tidak sehat mungkin ada hubungannya dengan depresi remaja di Amerika Serikat (AS).

Sebuah studi baru dari Universitas Alabama di Birmingham (UAB), menemukan bahwa salah satu penyebab meningkatnya depresi di kalangan remaja AS mungkin adalah tingginya mengonsumsi makanan cepat saji dan pola makan nabati yang rendah. Ini pada dasarnya berarti garam tinggi dan asupan kalium rendah.

Peneliti UAB menganalisis urin dari sekelompok siswa sekolah menengah menunjukkan kadar natrium yang tinggi dan kadar kalium yang rendah. Mereka juga mengamati tanda-tanda depresi pada kelompok ini, serta pada orang tua dari anak-anak ini.

Para peserta terdiri dari 84 anak perempuan dan laki-laki sekolah menengah, 95% orang Afrika-Amerika dari rumah-rumah berpenghasilan rendah. Peneliti menguji kelompok yang sama dalam kurun waktu 1 hingga 1 setengah tahun dengan menemukan lebih banyak tanda-tanda depresi. Mereka menyimpulkan, natrium tinggi dan camilan tidak sehat adalah penyebabnya.

Rendah potasium merupakan indikasi diet kehilangan buah-buahan dan sayuran sehat yang kaya kalium. Ini termasuk pisang, ubi, bayam, tomat, jeruk, alpukat, yogurt, dan salmon. Studi ini juga menemukan kadar natrium dan kalium yang lebih tinggi pada awal memprediksi lebih banyak tanda-tanda depresi satu setengah tahun kemudian. Temuan ini berlaku bahkan setelah disesuaikan untuk variabel seperti tekanan darah, berat badan, usia, dan jenis kelamin.

"Jadi, jika remaja memasukkan lebih banyak makanan kaya kalium dalam diet mereka, mereka kemungkinan akan memiliki lebih banyak energi dan merasa lebih baik secara peningkatan kesehatan mental," kata seorang peneliti seperti yang dilansir dari Medical Daily, Jumat (30/8).

Penelitian UAB hanya menemukan hubungan antara natrium dan depresi, bukan sebab dan akibat. Artinya, penelitian tentang ini masih memerlukan banyak pendalaman. Tetapi studi UAB akan memberikan titik tolak yang berharga untuk studi di masa depan, terutama karena studi ini menegaskan bahwa makanan cepat saji sangat berpengaruh dengan tingkat depresi di kalangan remaja.

221