Home Internasional Aktivis Lingkungan Beraksi pada Hari Pembersihan Massal

Aktivis Lingkungan Beraksi pada Hari Pembersihan Massal

Paris, Gatra.com - Ribuan sukarelawan yang menggunakan jaring dan kantong sampah menjelajahi pantai, taman, dan tepi sungai di seluruh dunia dalam upaya memungut sampah, sehari setelah protes massa iklim internasional.

Para pegiat ikut serta dalam Hari Pembersihan Dunia dari Manila ke Mediterania, ketika ratusan ribu orang di seluruh dunia mengambil bagian dalam demonstrasi dan kegiatan yang menyerukan tindakan segera terhadap lingkungan. Orang-orang muda telah berada di garis depan gerakan, dengan banyak anak-anak yang tidak masuk sekolah untuk pemogokan iklim global.

Sekitar 4 juta orang memenuhi jalan-jalan kota di seluruh dunia dan disebut sebagai protes terbesar yang pernah ada terhadap ancaman sampah plastik. Hal ini juga mengawali satu pekan aksi iklim yang diminta oleh aktivis remaja Greta Thunberg, yang termasuk di antara beberapa ratus aktivis muda yang menghadiri pertemuan puncak iklim di PBB.

Hari Pembersihan Dunia adalah sebuah inisiatif yang telah membuat jutaan orang turun ke jalan dan membersihkan sampah di seluruh dunia yang dimulai sejak lebih dari satu dekade lalu. Di Prancis, relawan mengunggah gambar-gambar dari pengangkutan sampah mereka di media sosial. Ada berbagai macam tumpukan sampah, seperti kaleng minuman ringan dan wadah plastik.

Menurut penghitungan oleh konsultan independen Occurrence, protes iklim di jalan-jalan Paris menarik sekitar 15.000 orang, tetapi unjuk rasa itu dinodai oleh bentrokan antara pasukan keamanan dan sejumlah kecil pembuat onar.

"Sayang sekali, kondisi pawainya dibalut dengan aksi kekerasan," kata salah satu penyelenggara acara, Greenpeace di Twitter-nya dilansir Channel News Asia, Sabtu (21/9).

Sementara itu, jenis sampah yang dikumpulkan bervariasi. Bahan umum dalam kantong sampah yang banyak ditemukan adalah plastik, di tengah melonjaknya keprihatinan atas biaya lingkungan dari barang sekali pakai dan mikroplastik di saluran air dunia. Polusi plastik adalah masalah utama di Asia Tenggara, khususnya di Filipina, Cina, Vietnam, dan Indonesia sebagai negara yang sering masuk dalam daftar pelanggar terburuk di dunia.

Di ibukota Filipina, sekitar 10.000 orang menyapu sepanjang pantai di Teluk Manila yang sangat tercemar, memegangi karung yang mereka penuhi dengan sampah. "Bagi kami, ini dilakukan untuk membantu lingkungan, terutama di sini, di Manila yang memiliki banyak sampah," ujar seorang perempuan berusia 20 tahun, Mae Angela Areglado, saat membersihkan sampah plastik.

Di negara Kepulauan Fiji, merupakan salah satu negara paling parah terkena dampak kenaikan permukaan laut dan telah menjadi pembela vokal untuk aksi iklim global. Orang-orang menjelajahi pantai berpohon kelapa di sebelah barat ibu Kota Suva, sambil mengangkat ban mobil bekas dan bagian-bagian mesin dari pantai. Di pantai Australia, para aktivis Bondi menyaring pasir, membawa puntung plastik dan rokok.

Pembersihan massal ini dikoordinasikan oleh Let's Do It Foundation, yang memulai kehidupan di Estonia dan mengatakan bahwa 18 juta orang dari 157 negara berpartisipasi dalam Hari Pembersihan Dunia tahun lalu. Lebih dari 160 negara ikut serta dalam aksi ini.

"Sampah adalah masalah global dan memengaruhi semua orang di dunia. Sampah itu tidak mengenal batas negara," terang Presiden organisasi itu, Heidi Solba, dalam sebuah pernyataan.

"Ketika saya melihat foto-foto baru di Facebook, saya dapat melihat bahwa generasi muda membawa sikap yang sama sekali baru. Mengotori dan merusak adalah hal di masa lalu," ujarnya.

Sebuah laporan penting PBB yang akan diumumkan pekan depan, memperingatkan kita soal dampak dari pemanasan global terhadap polusi lautan bumi serta wilayah es dengan cara yang bisa melepaskan kesengsaraan dalam skala global.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pada bulan Agustus, tingkat mikroplastik dalam air minum belum berbahaya bagi manusia tetapi tetap menyerukan penelitian lebih lanjut tentang potensi risiko di masa depan dan pengurangan limbah plastik.

189