Home Ekonomi Greenomics Sindir Kembali Soal Kolaborasi Greenpeace-APP

Greenomics Sindir Kembali Soal Kolaborasi Greenpeace-APP

Jakarta, Gatra.com – Saling silang pendapat terjadi antara Greenpeace dengan Greenomics. Kali ini Greenomics Indonesia kembali berkomentar dan menyatakan sebaiknya Greenpeace tidak perlu merasa dipertanyakan perannya dalam menanggapi permintaan agar pihaknya perlu berbagi pengalaman dalam kolaborasinya dengan grup Sinarmas selama 2015-2018.

Alasannya, menurut Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia, Vanda Mutia Dewi, selama periode kolaborasi tersebut, grup Sinarmas tercatat sebagai juara karhutla.

“Mengacu pada laporan Greenpeace terbaru, grup Sinarmas adalah juara karhutla selama 2015-2018, mencapai 257.900 hektare. Ini setara hampir 4 kali lipat luas DKI Jakarta,” kata Vanda dalam rilis yang diterima Gatra.com, Sabtu (28/9).

Baca juga: Greenpeace Tanggapi Kolaborasinya dengan Sinar Mas Group

Greenpeace memulai kolaborasi dengan APP Sinarmas pada awal Februari 2013, dan telah memutuskan hubungan kolaborasinya tersebut pada pertengahan Mei 2018, pada saat APP Sinarmas sebagai juara karhutla.

Namun, keputusan Greenpeace menghentikan kolaborasinya dengan APP Sinarmas tersebut, sama sekali bukan dikarenakan grup Sinarmas tersebut sebagai juara karhutla selama periode 2015 hingga Mei 2018.

Baca juga: Greenomics Minta Greenpeace Buka Data Soal Kolaborasinya Dengan Sinar Mas

“Greenomics dengan senang hati menerima tudingan Greenpeace, sebagai juru bicara tidak resmi KLHK, sepanjang yang kami suarakan adalah hal-hal yang baik. Kami juga sering mengkritik kebijakan KLHK. Bisa dicek jejak digitalnya,” jelas Vanda.

Namun, Greenomics tidak pernah berperan sebagai juru bicara tidak resmi APP Sinarmas dalam mempromosikan hubungan dagang grup bisnis tersebut dengan para pembeli produknya di pasar internasional.

"Perlu juga ditegaskan bahwa Greenomics sama sekali tidak mempertanyakan peran Greenpeace karena kami menghormati peranan Greenpeace selama ini," katanya.

Greenomics hanya meminta Greenpeace untuk berbagi pengalaman soal kolaborasinya dengan grup Sinarmas, terutama selama 2015 hingga Mei 2018, karena kolaborasi selama periode tersebut justru menempatkan grup Sinarmas sebagai juara karhutla.

Pengalaman kolaborasi Greenpeace tersebut tentu akan menjadi penting sebagai bahan masukan untuk para pihak, terutama untuk pemerintah dan perusahaan-perusahaan kehutanan dan sawit yang terkait dengan karhutla.

350