Home Ekonomi Perang Dagang AS-UE Mengancam, Ini Resep Mendag Enggar

Perang Dagang AS-UE Mengancam, Ini Resep Mendag Enggar

Batu, Gatra.com -  Amerika Serikat (AS) berencana menerapkan tarif masuk terhadap produk impor asal Uni Eropa (UE) sebesar 10% terhadap produk pesawat serta 25% terhadap produk pertanian dan industri. 

Penerapan tarif masuk tersebut merupakan hak AS yang diberikan oleh WTO (Organisasi Perdagangan Dunia) setelah memenangi gugatan atas UE terkait pemberian subsidi secara ilegal terhadap perusahaan manufaktur pesawat Airbus.

AS memenangkan gugatan UE di organisasi perdagangan dunia (WTO) dengan memberlakukan tarif atas barang-barang UE senilai USD 7,5 miliar per tahun. Kekalahan UE ini sebagai hukuman atas subsidi pesawat terbang secara ilegal.

"Persoalannya sekarang adalah kalau dengan kondisi ini maka pasti akan ada lagi koreksi terhadap pertumbuhan ekonomi dunia, ekonomi Eropa pasti. Demikian juga pertumbuhannya [ekonomi] Amerika akan ikut terkoreksi lagi," kata Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita, kepada awak media di Kota Batu, Jawa Timur pada Kamis malam (3/10).

Enggar mengatakan, Indonesia harus menggenjot ekspor, setidaknya tidak boleh turun pada tahun ini. "Kalau [ekspor] kita terjun, maka itu akan menjadi financial crisis [krisis keuangan] yang disebutkan itu akan terkena ke kita," ujarnya.

Ia berpendapat, apabila investasi asing langsung (FDI) dijadikan tumpuan dalam menggenjot ekonomi, hal tersebut tidak bisa dirasakan dalam waktu singkat.

"Itu dengan catatan kemudahan investasi. Peraturan yang ada itu benar-benar seperti perintah Bapak Presiden itu segera kita lakukan," katanya.

Selain itu, Enggar menambahkan, pentingnya menggenjot konsumsi domestik untuk mengantisipasi dampak krisis apabila terjadi. Ia mencontohkan Cina yang penurunan pertumbuhan ekonominya tidak terlalu besar.

"Kenapa Cina growth-nya terkoreksi tapi tidak terlalu besar? Karena dia punya marketnya sendiri 1,4 miliar pasar, tetapi manufakturnya jalan. Ini yang menjadi persoalan adalah kita punya market 256 juta manufaktur kita belum sesiap mereka," ungkapnya.

Oleh karena itu, Enggar menyarankan kepada para konsumen untuk sadar menggunakan produk dalam negeri.

285