Home Politik DPRD Jateng: Pemuda Jadi Incaran Target Rekrutmen ISIS

DPRD Jateng: Pemuda Jadi Incaran Target Rekrutmen ISIS

Semarang, Gatra.com- Jumlah kaum muda di Indonesia mencapai 25% dari seluruh penduduk yang ada. Potensi pemuda yang cukup besar ini jika tidak dikelola dengan baik maka akan berdampak negatif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Anggota DPRD Jawa Tengah (Jateng), Muh. Zen. Adv, menyatakan potensi pemuda dari segi kuantitas ataupun kualitas sangat menarik karena semua pihak memiliki kepentingan terhadap kaum muda ini. Juga termasuk kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menjadikan kaum pemuda sebagai target objek rekrutmen.

“Untuk dalam upaya menjaga kebhinekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka potensi pemuda ini harus dikelola dengan baik dan dikuatkan,” katanya, Jumat (4/10).

Bila potensi ini dikelola dengan baik serta diberikan penguatan tentang kebangsaan, lanjut Zen, maka kaum muda tidak akan mudah terpropokasi dari pengaruh kelompok radikal yang senantiasa ingin memicu konflik.

Apalagi saat ini juga gencar dilakukan provokasi perpecahan bangsa dengan berbagai macam isu suku, agama, ras, dan antaragolongan (SARA) di dunia maya. Untuk itu, lanjut politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, perlu menanamkan nilai-nilai kebhinekaan kepada generasi muda. Karena Indonesia adalah negara yang memiliki beranekaragam budaya, bahasa, ras, agama, suku bangsa, kepercayaan dan lainnya.

“Indonesaia dipersatukan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu. Tidak boleh membeda-bedakan, baik budaya, bahasa, ras, agama, suku, kepercayaan, dan warna kulit,” ujar Zen.

Pemuda, menurut ia, memiliki peran sebagai pelopor pemersatu sebagaimana sejarah Hari Sumpah Pemuda, di mana pemuda merangkul semua elemen bangsa yang masih bercerai berai untuk bersatu dalam tumpah darah, bangsa, tanah air, dan bahasa yang satu yakni Indonesia.

“Peran ini harus senantiasa dikuatkan. Karena pada dasarnya dari tinjauan historis, pemuda menjadi pelopor pemersatu jauh sebelum Indonesia merdeka,” katanya.

229