Home Ekonomi E-Commerce Perluas Pemasaran UMKM Batik Tegal

E-Commerce Perluas Pemasaran UMKM Batik Tegal

Tegal, Gatra.com - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) batik di Kota Tegal, Jawa Tengah mulai memanfaatkan e-commerce untuk memasarkan produk. Meski masih terkendala cara pengoperasian, pemasaran secara digital tersebut mampu memperluas pangsa pasar mereka.

Pelaku UMKM batik di Kelurahan Bandung, Kecamatan Tegal Selatan, Sri Rejeki (48) mengaku mulai memanfaatkan sejumlah aplikasi penjualan online untuk memasarkan produk batik Tegalan yang diproduksi sejak satu tahun yang lalu.

"Selain lewat media social Facebok dan Instragram, pemasaran juga lewat Tokopedia dan Shopee," kata Sri kepada Gatra.com, Kamis (7/11).

Menurut Sri yang juga Ketua Koperasi Griya Batik Cempaka Mulia, pemasaran melalui e-commerce mampu memperluas pemasaran batik-batik produki pelaku UMKM yang tergabung dalam Koperasi Griya Batik Cempaka Mulia. Dengan dipasarkan secara online, pemesan dari luar daerah pun berdatangan.

"Keuntungannya, pemasaran bisa lebih luas. Karena batik Tegal kan belum banyak yang tahu. Di luar kota, showroomnya juga tidak ada. Makanya harus dipromosikan lewat pemasaran digital selain lewat pameran-pameran," ujarnya.

Sebelum dipasarkan secara online melalui medsos dan e-commerce, pangsa pasar batik yang diproduksi Sri dan anggota Koperasi Griya Batik Cempaka Mulia terbatas hanya di wilayah Tegal dan sekitarnya. Kini, pemesan juga datang dari berbagai kota di luar Pulau Jawa, antara lain Jakarta, Surabaya, Pekanbaru, dan Bali.

"Rata-rata dalam satu bulan ada sekitar 100 pesanan batik. 85 persen pemesannya datang langsung ke griya, sisanya pesan melalui online. Pemesan yang datang langsung juga tahu dari online dulu kemudian datang ke griya," ungkapnya.

Di aplikasi e-commerce, batik tulis Tegalan yang dipasarkan terdiri dari batik klasik dan modern. Untuk batik klasik harganya berkisar Rp300 ribu hingga Rp2 juta. Sedangkan batik modern harga berkisar Rp100 ribu hingga Rp200 ribu.

"Kalau lewat online, yang banyak dipesan batik klasik khas Tegalan. Harganya lebih mahal dari yang dimodern karena prosesnya dua kali. Waktu pembuatannya juga lebih lama," jelas Sri.

Sebelum merambah ke pemasaran digital, pelaku UMKM batik di Griya Cempaka Mulia sudah mendapat pelatihan pemasaran digital yang difasilitasi Dinas UMKM, Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan serta Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal. Pelatihan yang diberikan mulai dari pemasaran melalui media sosial dan marketplace, teknik foto produk, hingga pembukuan laporan keuangan secara digital.

Dari pelatihan tersebut, pelaku UMKM batik yang bernaung di Koperasi Griya Batik Cempaka Mulia perlahan mulai memanfaatkan aplikasi digital untuk pemasaran dan pembukuan keuangan.

"Pelatihan tersebut sangat bermanfaat. Kami jadi tahu aplikasi-aplikasi pemasaran digital walaupun pengoperasian masih dibantu sama anak muda karena saya sendiri masih belum terlalu lancar mengoperasikan," ungkap Sri.

Sri mengungkapkan, Koperasi Griya Batik Cempaka Mulia memiliki 20 anggota aktif. Mereka merupakan pelaku UMKM batik dari sejumlah kelurahan di Kota Tegal, antara lain Kelurahan Bandung, Keturen, Kalianyamat Wetan, dan Tunon, Kecamatan Tegal Selatan "Anggota koperasi adalah pelaku UMKM batik yang rata-rata-rata adalah ibu-ibu," pungkas Sri.

716