Home Ekonomi PPDI Pati Beri Bantuan Kios Penyandang Tuna Netra

PPDI Pati Beri Bantuan Kios Penyandang Tuna Netra

Pati, Gatra.com - Sudah lima tahun ini Suyati, yang merupakan warga Desa Ngepungrojo RT 01/RW 02, Kecamatan/Kabupaten Pati, tak lagi bisa menikmati cerahnya mentari. Janda dengan dua orang putri itu, harus kehilangan indra penglihatannya lantaran kedua saraf mata mengalami kerusakan. 

Di tengah keterbatasannya ia berupaya untuk tetap berjuang untuk menghidupi dan menyekolahkan putrinya di bangku sekolah dasar. Barang di dalam rumah peninggalan mendiang suaminya yang seorang perantauan di tanah Papua, pun telah habis untuk memenuhi kebutuhan. 

Keahliannya hanya bebenah, sesekali ia mendapatkan sedikit rezeki dari mencuci pakaian. Itu juga tidak setiap hari terjadi. Waktunya kebanyakan dihabiskan di dalam rumah, sembari menunggu dua putri sulung dan bungsu yang masih duduk di kelas V dan III SD pulang dari sekolah.

Baca Juga: Kemendikbud Luncurkan KBBI Khusus Disabilitas Netra

Tak jarang tetangga sebelah rumah yang iba berkunjung untuk memberikan makanan dan uang alakadarnya untuk kemudian ia bagi kepada putri-putrinya. Dari luar, rumahnya nampak bertembok dan apik, hanya saja kosong di dalam tak ada perabot layak yang bisa terpakai. Mungkin itu alasan hingga detik ini, bantuan dari pemerintah tidak menyentuhnya. 

"Belum pernah dapat bantuan dari pemerintah. Kehidupan sehari-hari dibantu tetangga ada yang kasih makan, ada yang kasih uang saku untuk sekolah anak," kata Suyati saat Gatra.com berkunjung di kediamannya, Kamis (14/11). 

Sesekali wanita berusia 37 tahun itu merasa lelah dan putus asa untuk menjalani hidup dalam keterbatasan. Glaukoma yang ia sandang sejak lima tahun silam, menjadi alasan ia tidak bisa bekerja seperti orang kebanyakan untuk membuat asap dapur tetap mengepul. 

Baca Juga: Google Maps Sediakan Fitur bagi Penyandang Tuna Netra

"Kadang timbul putus asa. Tetapi anak saya melarang. Kata anak saya jangan berputus asa Bu, semangat untuk tetap hidup, jaga saya sampai besar. Bapak sudah ndak ada di dunia Bu, cuman ada Ibu di dunia ini. Kalau Ibu meninggal, terus siapa yang menjaga saya, ngurus saya. Mereka bilang begitu," ucapnya sembari terisak. 

Melihat keadaan yang sedemikian Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Pati bersama masyarakat Desa Asempapan, Kecamatan Trangkil, terketuk untuk turut membantu beban yang dipikul Suyati. Sebuah kios di bagian depan rumah Suyati dibuat, lengkap dengan kebutuhan pokok untuk dijual. Ketua PPDI Pati, Suratno mengatakan ini merupakan langkah kecil untuk membantu sesama penyandang disabilitas. 

Baca Juga: Sebanyak 20 Atlet Difabel Wakili Sumut Berlaga di Peparnas

"Baktisosial dari masyarakat umum Asempapan yang peduli dengan teman-teman penyandang disabilitas, bekerja sama dengan PPDI Pati. Supaya saudara tuna netra kita ini bisa memiliki biaya untuk kehidupan sehari-hari," jelas Suratno selepas memberikan bantuan. 

Dalam waktu dekat pihaknya akan mengajak Suyati ke Kabupaten Kudus untuk sekolah memijat, agar mendapatkan sertifikat untuk membuka praktek pijat tuna netra. Selain itu, ia mengatakan akan mengupayakan agar pihak Pemkab khususnya, dapat memberikan bantuan. 

"Sama sekali, Suyati belum dapat bantuan dari Pemdes Ngepungrojo. Ini kasihan loh, untuk kehidupan sehari-hari saja susah. Kita ajukan agar mendapatkan bantuan Pemkab," terangnya.

217