Home Hukum Polres Kebumen Intensifkan Deradikalisasi di Kalangan Muda

Polres Kebumen Intensifkan Deradikalisasi di Kalangan Muda

Kebumen, Gatra.com – Kepolisian Resor Kebumen, Jawa Tengah mengintensifkan program deradikalisasi di kalangan muda usia atau genersi millenial. Salah satunya dengan program perpolisian anak.

Kapolres Kebumen, AKBP Rudy Cahya Kurniawan mengatakan bibit-bibit terorisme ibarat hantu yang nyata, tidak kelihatan tapi dampaknya sangat nyata. Teroris yang ditangkap Densus 88 banyak di antaranya yang masih berusia muda.

Menurut dia, persoalan ini tidak hanya tanggung jawab Polri saja dalam penanggulangannya. Namun ada peran dari orang terdekat untuk mengawasi anggota keluarga jangan sampai terpapar paham radikal yang merugikan.

“Peran para Guru pun sangat dibutuhkan untuk menjadi tameng muridnya agar tidak terjerumus ke dalam faham radikalisme,” katanya, Sabtu (16/11).

Dia mengemukakan, dalam program perpolisian anak, para polisi masuk ke sekolah menjadi pembina upacara bendera merah putih dan memberikan gambaran bahaya paham radikal untuk masa depan bangsa.

Bahkan, kapolres sendiri turun langsung memasuki sejumlah sekolah yang ada di kebumen. Setiap hari Senin, akan ada sekolah yang akan dikunjungi oleh Polres Kebumen.

"Jangan sampai ada pelajar di Kebumen terpapar faham radikal. Melalui kegiatan Perpolisian anak, diharapkan para pelajar akan menjadi polisi untuk dirinya dan keluarganya. Jadi dengan program ini, kami harapkan para pelajar akan menolak jika ada ajakan tentang paham radikalisme," ucap Rudy.

Sementara, Pengurus NU Kebumen, Gus Fachrudin menegaskan, di dalam Islam tidak ada ajaran untuk menebarkan teror apalagi bom bunuh diri. Sebab, Islam dalah agama yang penuh damai.

“Jika ada teroris mengatasnamakan Islam, itu salah! Islam adalah kedamaian. Mari kita bergandengan tangan untuk mewujudkan Indonesia yang kondusif," ucapnya.

Perihal bom bunuh diri yang terjadi di Markas Polrestabes Medan Polda Sumatera Utara pada Rabu (13/11) pagi, menurutnya adalah oknum, yang sam sekali tak mewakili Islam. Ia pun sangat mengecam kejadian tersebut.

"Dengan adanya kegiatan sinergitas ini, para santri jadi lebih tahu bahaya faham radikal. Kami selaku pengasuh memberikan ilmu agama yang sesuai ajaran Nabi Muhammad Saw, selanjutnya polisi memberikan pesan Kamtibmas," tandasnya.

178