Home Internasional Demonstrasi Tandingan dari Ribuan Orang Pro-Pemerintah Iran

Demonstrasi Tandingan dari Ribuan Orang Pro-Pemerintah Iran

Jakarta, Gatra.com - Ribuan pendukung ulama Iran berunjuk rasa di Teheran. Mereka menuduh Amerika Serikat dan Israel menghasut protes anti-pemerintah paling keras dalam setidaknya satu dekade di Iran.

Komandan tertinggi Pengawal Revolusi elit Iran, Hossein Salami memperingatkan Amerika Serikat dan sekutu regionalnya untuk tidak mendorong Teheran ke pembalasan dahsyat atas apa yang dilihatnya sebagai dukungan mereka untuk "perusuh".

Baca Juga: Protes Kenaikan Bahan Bakar, 106 Demonstran Tewas di Iran

"Kami telah menunjukkan pengekangan. Tapi kami akan menghancurkan musuh-musuh kami Amerika, Israel, dan Arab Saudi jika mereka melewati garis merah batas kami," kata Salami di hadapan para demonstran pro-pemerintah di Lapangan Revolusi Teheran, dikutip dari Reuters, Selasa (26/11).

Amnesty International mengatakan bahwa pihaknya telah mencatat setidaknya 143 pengunjuk rasa tewas dalam demonstrasi anti-pemerintah, yang dimulai pada 15 November setelah pengumuman kenaikan harga bensin. Protes telah menjadi kerusuhan anti-pemerintah terburuk di Iran setidaknya sejak pihak berwenang meletakkan "Revolusi Hijau" demonstrasi melawan kecurangan pemilu pada 2009.

Pemerintah menyalahkan "penjahat-penjahat" yang terkait dengan orang-orang buangan dan Amerika Serikat, Israel, dan Arab Saudi karena mengobarkan kerusuhan di jalan.

Baca Juga: Pemerintah Iran Kembali Buka Akses Internet

TV Iran membawa cuplikan langsung dari kerumunan yang meneriakkan "Kematian bagi Amerika," dan "Kematian bagi Israel". Para pejabat Iran telah mempromosikan reli yang disponsori negara sejak Minggu dalam menanggapi pernyataan solidaritas Barat dengan pengunjuk rasa harga bahan bakar.

"Saya merekomendasikan mereka [negara-negara asing] melihat pawai hari ini, untuk melihat siapa sebenarnya orang-orang di Iran dan apa yang mereka katakan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri, Abbas Mousavi.

Kerusuhan telah terjadi ketika sanksi baru AS yang diberlakukan tahun ini telah memotong hampir semua ekspor minyak Iran, dan ketika gerakan protes serupa telah meletus di Irak dan Libanon terhadap pemerintah yang mencakup faksi pro-Iran yang bersenjata lengkap.

452