Home Milenial Kompetensi Pelajar Turun, Ini Tanggapan Mendikbud Nadiem

Kompetensi Pelajar Turun, Ini Tanggapan Mendikbud Nadiem

Jakarta, Gatra.com - Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) merilis hasil survei Programme for International Assessment (PISA) Tahun 2018. 
Di tahun 2018, Indonesia mengalami penurunan dengan menduduki peringkat 72 dari 77. Sedangkan pada tahun 2015 lalu, Indonesia menempati posisi 63 dari 71 negara peserta PISA.

Menanggapi rilis PISA tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan hasil rilis tersebut memberikan perspektif baru bagi dirinya dan pihak Kemendikbud dalam pengelolaan pendidikan di tanah air.

Nadiem mengatakan dari hasil PISA 2018 tersebut, ada sebuah masukan baru bukan hanya mengukur apa yang sudah dibangun dalam pendidikan, namun juga untuk menunjukan hal-hal yang mungkin selama ini luput dan tidak disadari.

“Kalau kita tidak melihat dari luar apakah luar sekolah, luar mata pelajaran kita. Baik luar negara kita. Inilah kunci kesuksesan belajar untuk mendapatkan perspektif. Kita gali sebanyak mungkin perspektif,” kata Nadiem di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Selasa (3/12).

Sebelumnya, hasil rilis PISA 2018, menunjukan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam bidang membaca, meraih skor rata-rata 371. Angka tersebut jauh di bawah rata-rata OECD dengan angka 487. Kemudian untuk skor rata-rata matematika yakni 379, sedangkan skor rata-rata OECD 487. Selanjutnya untuk sains skor rata-rata siswa Indonesia yakni 389, sedangkan skor rata-rata OECD yakni 489.

Sedangkan di bidang matematika, hanya 28 persen siswa Indonesia yang mencapai kemahiran tingkat dua OECD, yang mana rata-rata OECD yakni 76 persen. Dalam tingkatan itu, siswa dapat menafsirkan dan mengenali, tanpa instruksi langsung, bagaimana situasi dapat direpresentasikan secara matematis

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa sedikit siswa Indonesia yang memiliki kemampuan tinggi dalam satu mata pelajaran, dan pada saat bersamaan sedikit juga siswa yang meraih tingkat kemahiran minimum dalam satu mata pelajaran. 

Dalam kemampuan membaca, hanya 30 persen siswa Indonesia yang mencapai setidaknya kemahiran tingkat dua dalam membaca. Bandingkan dengan rata-rata OECD yakni 77 persen siswa.

141

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR