Home Teknologi Mikroorganisme Pemakan Meteorit

Mikroorganisme Pemakan Meteorit

Wina, Gatra.com -- Ketika asteroid bertabrakan satu sama lain dan pecah, menghasilkan meteoroid. Meteoroid yang memasuki atmosfer Bumi disebut meteor. Jika batuan tersebut tidak habis terbakar di langit, dan mencapai permukaan Bumi, disebut meteorit.  Mikroorganisme chemolithotrophic memperoleh energinya dari sumber anorganik. Penelitian proses fisiologis organisme ini - yang tumbuh di meteorit - memberikan wawasan baru tentang potensi bahan luar angkasa sebagai sumber nutrisi dan energi yang dapat diakses mikroorganisme di Bumi purba. Demikian spacedaily.com, 4/12.

Meteorit mungkin telah menghasilkan berbagai senyawa penting yang memfasilitasi evolusi kehidupan, seperti yang kita kenal di Bumi. Sebuah tim astrobiologis  internasional dipimpin Tetyana Milojevic dari University of Vienna, Austria, mengeksplorasi fisiologi dan antarmuka logam-mikroba dari arkeologi metallophilic ekstrim Metallosphaera sedula, yang hidup dan berinteraksi dengan bahan luar angkasa, meteorit Northwest Africa 1172 (NWA 1172).

Penelitian itu memberikan sumber informasi yang berharga untuk mengeksplorasi kimia bioinorganik ekstraterestrial yang diduga mungkin terjadi di Tata Surya. Sel-sel M. sedula dengan cepat menjajah materi meteorit, jauh lebih cepat daripada mineral-mineral asal Bumi. "Kebugaran meteorit tampaknya lebih bermanfaat bagi mikroorganisme kuno ini daripada makan pada sumber mineral terestrial," katanya.

NWA 1172 adalah bahan multimetal, yang dapat menyediakan lebih banyak jejak logam untuk memfasilitasi aktivitas metabolisme dan pertumbuhan mikroba. "Selain itu, porositas NWA 1172 mungkin juga mencerminkan tingkat pertumbuhan yang unggul dari M. sedula," kata Tetyana Milojevic.

Para ilmuwan melacak konstituen anorganik meteorit ke dalam sel mikroba dan menyelidiki perilaku redoks besi. Mereka menganalisis antarmuka meteorit-mikroba pada resolusi spasial skala nanometer. Menggabungkan beberapa teknik spektroskopi analitis dengan mikroskop elektron transmisi, para peneliti mengungkapkan serangkaian sidik jari biogeokimia yang tersisa pada pertumbuhan M. sedula pada meteorit NWA 1172.

"Investigasi kami memvalidasi kemampuan M. sedula untuk melakukan biotransformasi dengan mineral meteorit, mengurai sidik jari mikroba yang tertinggal pada bahan meteorit, dan memberikan langkah selanjutnya menuju pemahaman tentang biogeokimia meteorit," simpul Milojevic.

1696