Home Kesehatan Serum Ular, Menkes Bakal Petakan Daerah Terdampak

Serum Ular, Menkes Bakal Petakan Daerah Terdampak

Jakarta, Gatra.com - Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto mengatakan pihaknya bakal menyetok serum ular untuk mengatasi 'serangan' ular kobra yang belakangan terjadi di beberapa daerah. Namun sebelum memberikan serum ular itu, Terawan bakal memetakan daerah terdampak serangan ular terlebih dahulu.

"Vaksin ular nanti saya cek. Karena vaksin ular kan individual. Tergantung daerahnya. Daerah mana yang paling [terkena dampak] ini, kita dorong [dapat serum]," kata Terawan saat menyambangi Kementerian Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam), Jakarta, Jumat (20/12).

Menurutnya, tak semua daerah terkena serangan ular kobra. Ada beberapa daerah juga yang diserang hewan lain, seperti tawon atau kalajengking.

Baca Juga: Warga Sengeti Tangkap Ular Phyton Seberat 70 Kilogram

"Itu berbeda-beda. Karena itu kita petakan mana daerah yang lebih banyak terkena ular. Jangan-jangan di Jakarta ada juga yang deket sini. Yang kemarin ketemu ular kobra berapa banyak. Jadi kita akan deploy-nya harus tepat sasaran," paparnya.

Terkait waktu pemetaan itu, Terawan menegaskan tak akan lama. "Sehari juga bisa. Tergantung niat saja," tegas purawirawan TNI itu.

Dia mengakui, tak semua rumah sakit memiliki serum tersebut. Sebab menurutnya serum itu hanya distok sesuai dengan kebutuhannya. Jika tidak ada ancaman serangan ular, pihaknya enggan menyediakan. "Boros toh," imbuhnya.

Baca Juga: Rumdin Ketua DPRD Siak Disatroni Ular, Pekerja Kena Patok

Sebelumnya, daerah Jabodetabek digegerkan dengan kedatangan ular kobra di permukiman warga. Terbaru, sebanyak delapan anak ular kobra ditemukan di Jalan Rawa Bambu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Dilansir Antaranews, kemunculan ular kobra di beberapa titik terjadi karena memang sekarang adalah musim anakan ular untuk menetas. Malahan, bukan hanya kobra, ada kemungkinan ular jenis lain muncul, menurut pakar reptil Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidiy.

"Sebenarnya bukan ular kobra saja, tapi memang banyak kasusnya di bulan-bulan ini. Sebenarnya ada ular kopi dan beberapa jenis yang lain. Tapi ini memang periode yang tepat untuk penetasan anakan kobra," ujar peneliti herpetologi – ilmu yang mempelajari reptil dan amfibi – tersebut. 

Baca Juga: Ular Piton Cari Mangsa di Desa Ini, Lima Ekor Bisa Ditangkap

Ular kobra, ujar dia, memang memiliki kemampuan untuk beradaptasi di area di mana terjadi aktivitas manusia dan bisa membuat sarang di sekitar rumah-rumah penduduk. Ular jenis lain juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi di sekitar daerah dengan aktivitas manusia. Tapi yang terjadi kehebohan akhir-akhir ini kemungkinan besar karena kobra memang menaruh telurnya di daerah sekitar permukiman warga.

Yang menjadi perhatian bagi pakar reptil itu adalah kemunculan kobra di satu daerah dengan titik berdekatan. Itu berarti indukan kobra membuat sarang di sekitar daerah tersebut.

Indukan kobra sendiri dapat menelurkan sekitar 12-20 butir telur yang akan menetas dalam rentan waktu sekitar 3-4 bulan. Begitu menetas anakan ular kobra itu akan menyebar karena instingnya untuk bertahan hidup dan akan muncul di sekitar tempat mereka menetas.

Baca Juga: Akhirnya, WHO Rilis Strategi Tangani Gigitan Ular

Saat musim hujan seperti ini, ujar Amir, populasi anakan memang akan meningkat dengan cepat tapi kemungkinan akan bertahan hidup menjadi kobra dewasa sendiri hanya sekitar 3-5 persen dari total populasi yang menetas di sekitar permukiman manusia. Selain faktor musim penetasan, kemungkinan bertambahnya populasi anakan kobra juga bisa karena ketiadaan predator alami seperti biawak dan elang yang sudah tidak bisa ditemui di sekitar pemukiman warga.

Pulau Jawa sendiri memang adalah habitat asli dari ular kobra sebelum adanya perubahan pada tempat mereka biasanya tinggal untuk pembangunan jalan dan pemukiman manusia serta aktivitas-aktivitas lain yang merusak habitat asli mereka. 

280