Brasilia, Gatra.com - Presiden Brasil, Jair Bolsonaro telah menandatangani Undang-undang anti kejahatan. Hal itu dilakukannya untuk membendung gelombang kajahatan yang telah merajalela. Meski begitu dia juga sempat melakukan veto pada beberapa bagian RUU tersebut.

Paket UU anti kejahatan yang sebelumnya telah disetujui oleh Senat Brasil awal bulan lalu disebut memperkuat hukum untuk memberantas korupsi, kejahatan terorganisir, dan kejahatan yang dilakukan oleh geng-geng kriminal. Selain ini, UU ini juga menyederhanakan hukuman dalam beberapa kasus.

UU ini juga merupakan realisasi dari janji Bolsonaro saat kampanye pemilihan presiden tahun lalu. Saat itu dirinya menjanjikan untuk mengatasi korupsi, kejahatan, serta kekerasan di Brasil. Perlu diketahui bahwa Brasil merupakan negara dengan jumlah pembunuhan tertinggi di dunia.

Baca Juga: Mantan Presiden Brasil dari Sayap Kiri, Bebas dari Penjara

"Teks terakhir yang telah disetujui oleh Presiden membawa kemajuan pada undang-undang anti-kejahatan di negara ini," kata Menteri Kehakiman, Sergio Moro Rabu (25/12) pagi waktu setempat, dilansir Al Jazeera.

Moro merupakan mantan hakim yang terkenal karena pernah memenjarakan sejumlah pengusaha dan kaum elit politikus dalam sebuah penyelidikan yang disebut "Operasi Cuci Mobil" selama lima terakhir. Moro mengatakan bahwa Bolsonaro melalukan veto sesuai dengan yang disarankan oleh Kementerian Kehakiman.

Di antara veto tersebut adalah ketentuan untuk memperberat hukuman tiga kali lipat ketika kejahatan dilakukan atah ditampilkan di jejaring sosial. RUU ini juga menghilangkan batasan pada pengumpulan bukti genetik hanya dalam kasus kejahatan yang disengaja dilakukan terhadap kehidupan, kebebasan seksual, atau kejahatan seksual.