Home Ekonomi Produksi Melimpah, Sagu Masih Dianggap Makanan Kampung

Produksi Melimpah, Sagu Masih Dianggap Makanan Kampung

Pekanbaru, Gatra.com - Produksi sagu di Kabupaten Kepulaun Meranti, Provinsi Riau, cukup melimpah. Setiap tahun kapasitas produksinya mencapai 205 ribu ton dari luas lahan sagu 54 ribu hektar. 

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kepulauan Meranti, Sri Novriani, dengan kapasitas produksi sagu yang melimpah, Kabupaten Kepulauan Meranti mampu memasok hampir 40% kebutuhan sagu nasional.
 
Namun demikian lanjut dia, hal itu bukan berarti sagu dapat menggeser peran beras sebagai makanan pokok di Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Dia mengatakan, hingga kini beras masih menjadi pangan utama di daerah setempat. Hal itu bukan disebabkan oleh belum populernya Sagu sebagai bahan pangan,namun karena makanan Sagu masih dianggap makanan kampung. 
 
 
"Orang di Meranti itu sudah familiar dengan Sagu. Jadi tak ada yang tak kenal Sagu disini. Tapi meski begitu beras tetap menjadi bahan konsumsi dominan, " ungkapnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (3/1). 
 
Sri menambahkan, citra Sagu sebagai makanan kampung membuat tumbuhan tersebut kurang mendapat tempat sebagai bahan makanan utama. Meski begitu, lanjutnya, pamor Sagu belakangan ini kian menguat seiring produk turunan Sagu yang jumlahnya mencapai ratusan jenis.
 
"Kalau untuk turunannya, Sagu itu sudah banyak, rekor MURI malah. Tapi untuk makanan itu dianggap makanan kampung," tekannya. 
 
Adapun saat ini terdapat lebih dari 90 kilang sagu di Meranti, dengan total kapasitas mencapai 205 ribu ton per tahun dan luas lahan sagu sebesar 54 ribu ha.
 
Sementara itu prakitisi ketahanan pangan di Riau,  Darmansyah, menyebut upaya mengandalkan bahan pangan lokal seperti Sagu di Riau, terkendala oleh mindset kebanyakan penduduk setempat. 
 
"Pola pikir juga berpengaruh, masih banyak warga di Riau yang menganggap konsumsi makanan dari Sagu itu merendahkan. Padahal Sagu laik untuk dijadikan pangan alternatif,"imbuhnya.
 
Hingga kini Riau sangat bergantung kepada suplai pangan dari provinsi tetangga, khususnya Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Bumi lancang kuning cuma mampu memasok 30 persen suplai pangan (beras), sisanya didatangkan dari luar. 
 
 
640