Home Ekonomi Desa 1000 Curug Dikunjungi 650 Ribu Wisatawan Per Tahun

Desa 1000 Curug Dikunjungi 650 Ribu Wisatawan Per Tahun

Purbalingga, Gatra.com – Desa wisata Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah makin populer. Buktinya, pada 2019 lalu, sebanyak 650 ribu wisatawan berkunjung ke objek wisata D’Las yang berada di desa ini.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, objek wisata D’Las adalah salah satu bukti keberhasilan ekonomi pedesaan melalui Badan usaha Milik Desa (BUMDes). BUMDes ini bergerak dalam bidang pariwisata, pertanian, dan pembiayaan mikro. “Jadi BUMDes Serang ini betul-betul efektif dalam menggerakan perekonomian rakyat, dengan pendapatan hampir Rp4 miliar,” katanya.

Dia menjelaskan, selain usaha riil, salah satu inovasi BUMDes Serang adalah saham BUMDes khusus untuk warga masyarakat Desa Serang. Itu artinya, keuntungan yang diperoleh BUMDes juga bakal turut dirasakan oleh warga Serang.

Bupati Tiwi mengemukakan, BUMDes-BUMDes yang ada di Kabupaten Purbalingga sebagian besar memanfaatkan Dana Desa (DD). Dengan DD para kepala desa memiliki keleluasaan dalam membangun desa, baik infrastruktur maupun kegiatan pemberdayaan masyarakat. “Purbalingga memiliki 224 desa dan sudah terbentuk 156 BUMDes yang tersebar di seluruh kabupaten Purbalingga. Kedepan harapannya seluruh desa sudah memiliki BUMDes,” jelasnya.

Menurut dia, BUMDes Serang merupakan salah satu BUMDes maju yang sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh pemerintah desa dalam berkontribusi dalam pendapatan asli desa (PADes), juga bagi warga masyarakat yang ada di Desa Serang. Disamping BUMDes Serang, sejumlah BUMdes lain yang dinilai sudah maju dan dapat dicontoh oleh BUMdes lain adalah BUMDes Tirto Lestari Desa Tanalum, Kecamatan Rembang. BUMDes Tanalum juga bergerak di bidang pariwisata, khususnya curug atau air terjun.

“Desa ini memiliki predikat sebagai Desa 1000 Curug. Desa Tanalum sempat meraih juara harapan III dalam ajang Lomba Desa Wisata Nusantara yang diselenggarakan oleh Kemendes.” jelasnya.

Selain itu, ada pula Desa Gunungwule yang juga memiliki BUMDes yang bergerak di bidang pertanian, khususnya kapulaga. Bahkan hasil produk pertanian kapulaga ini sudah ditampung oleh perusahaan jamu ternama, Sido Muncul.

“Gunungwuled sudah bermitra dengan PT Sido Muncul, bahkan permintaan PT Sido Muncul terhadap rempah-rempah atau kapulaga dalam satu bulan itu mencapai 20 ton. Akan tetapi baru sanggup memenuhi empat ton, karena keterbatasan kapasitas produksi dan keterbatasan pendanaan.” terangnya.

Dia meminta perbankan nasional turut membantu agar Desa Gunungwuled ini didanai dalam pengolahan hasil pertanian kapulaga. Dengan harapan suntikan modal ke BUMDes Gunungwuled mampu meningkatkan produksi kapulaga guna memenuhi permintaan pasar.

281