Home Internasional Ratusan Mahasiswa Sumbar di Mesir Butuh Bantuan

Ratusan Mahasiswa Sumbar di Mesir Butuh Bantuan

Padang, Gatra.com - Ratusan mahasiswa asal Sumatra Barat (Sumbar) di Mesir terjebak, dan tidak bisa pulang ke Tanah Air. Hal ini akibat adanya karantina parsial sejak 15 Maret 2020 oleh Pemerintah Mesir karena wabah virus corona.
 
Ketua Kesepakatan Mahasiswa Mesir (KMM), Abdan Syukri menuturkan, setidaknya 320 mahasiswa Ranah Minang yang tergabung dalam KMM kini mengeluh kekurangan bekal. Apalagi, Pemerintah Mesir melarang keluar rumah dari pukul 20.00 hingga 06.00 waktu setempat.
 
"Akibat ada larangan keluar rumah itu mahasiswa tidak lagi bisa kuliah sambil kerja, sehingga kekurangan bekal," tutur Abdan saat dihubungi Gatra.com dari Padang, Rabu (15/4).
 
Dikatakan Abdan, sebanyak 75 orang mahasiswa dari anggota KMM tersebut, kuliah dan juga bekerja, serta tidak mendapatkan kiriman dari orang tua. Kendati ada yang mendapat kiriman, masih tidak cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga diharuskan bekerja.
 
Selain itu, dengan kondisi pandemi corona virus disease (Covid-19) saat ini, kebijakan karantina parsial Pemerintah Mesir juga sangat memberatkan mahasiswa tersebut. Apalagi pemerintah setempat menerapkan denda Rp4 juta bagi yang melanggar aturan karantina. 
 
"Kini harga bahan pokok belum naik signifikan. Tapi jika lockdown atau karantina ini terus berlanjut, harga bahan pokok akan naik. Kami pasti kehabisan bekal," ucap Abdan.
 
Dari keterangannya, mahasiswa Ranah Minang di Mesir belum bisa pulang dikarenakan masih adanya kuliah daring, dan bahkan akan ujian akhir semester pada 31 Mei 2020 mendatang. Namun di sisi lain, mereka kekurangan bekal untuk bertahan hidup sehari-hari.
 
Ketidakpulangan mahasiswa itu ke Tanah Air, juga khawatir tertularnya Covid-19. Apalagi secara grafik peningkatan kasus virus corona jauh lebih tinggi dibanding Mesir. Maka itu, mahasiswa tersebut sangat butuh bantuan dari pemerintah daerah dan lembaga di Indonesia.
 
"Tercatat 90 persen mahasiswa S1, 7 persen mahasiswa S2, 3 persen mahasiswa S3. Umumnya kuliah di Universitas Al Azhar, ada juga di Universitas Zamalik. Kini tidak bisa pulang, sebab bandara ditutup," imbuhnya.
229