Home Kebencanaan 1000 Masker Bagi Warga Batam Perbatasan Singapura-Malaysia

1000 Masker Bagi Warga Batam Perbatasan Singapura-Malaysia

Batam, Gatra.com - Yayasan Masyarakat Peduli Perbatasan Indonesia (MPPI) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) membagikan 1000 masker dan cairan hand sanitizer kepada warga yang ada di tapal batas terluar Indonesia. Kegiatan itu adalam rangka memperingati Hari Pancasila 

Tepatnya kepada warga persisir Nongsa Pantai, Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa, Batam, sebagai wilayah yang langsung berbatasan dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia, Senin (1/6).

Kordinator MPPI Batam Yan mengatakan, bantuan yang disalurkan merupakan bentuk dukungan MPPI kepada program pemerintah yang akan menetapkan status Kepri, khususnya Kota Batam sebagai salah satu wilayah yang akan menerapkan wacana Tatanan Kehidupan Normal Baru (New Normal).

"Pancasila sebagai dasar kita hidup bersosial. Dalam masa pandemik Covid 19 dan New Normal MPPI senantiasa mengajak masyarakat untuk tetap hidup sehat dengan mematuhi protokol kesehatan," katanya, usai penyerahan bantuan di Kecamatan Nongsa Pantai.

Selain membagikan ribuan masker dan hand sinitezer, perwakilan Yayasan Masyarakat Peduli Perbatasan Indonesia (MPPI) Batam, Kepri juga menyempatkan waktu mendengarkan keluh kesah dari masyarakat Nongsa Pantai, Batam, Kepri. Selanjutnya akan diteruskan ke perwakilan MPPI pusat agar dieksekusi.

"Berbagai keluhan masyarakat ini akan kami sampaikan ke pusat untuk segera diperoses kepada pemerintah pusat agar dipertimbangkan dalam realisasi," ujarnya.

Dikatakannya, memasuki masa New Normal ini, masyarakat harus sadar dengan bahaya penyebaran virus corona ditengah lingkungan masyarakat. Untuk itu, masker dan cairan hand sanitizer yang diberikan diharapkan mampu membangun kesadaran akan pentingnya hidup sehat dalam memutus rantai penyebaran Covid-19 di pesisir.

Ketua Rukun Warga (RW) 006 Nongsa Pantai, Kecamatan Nongsa, Batam Arifin mengucapkan terimakasih kepada perwakilan MPPI Batam yang turut serta peduli kepada masyarakat pesisir di perbatasan negara.

"Kami ucapkan terimakasih atas kepedulian kawan kawan MPPI. Bantuan dan himbauan yang disampaikan akan kami manfaatkan sebaik mungkin dalam menjaga kesehatan," ujarnya.

Menurutnya, poin penting yang disampaikan oleh tokoh masyarakat setempat adalah tidak adanya penyelesaian kongkrit atas pencemaran limbah minyak hitam kiriman jenis slag oil di sepanjang bibir pantai. Permasalahan ini terjadi setiap tahun, pada masa musim utara dan tanpa adanya penyelesaian yang menimbulkan efek jera bagi pelakunya.

"Kami juga berharap pemerintah pusat maupun pemerintah daerah agar bersedia membangunkan pelabuhan rakyat. Selain masyarakat nelayan, pelabuhan ini juga bermanfaat untuk pelancong yang ingin menyeberang ke objek wisata Pulau Putri, Nongsa, sebab apabila air laut sedang surut masyarakat harus turun ke bibir pantai dan berjalan kaki untuk bisa menyebrang dengan boat pancung" tuturnya.

570