Home Kebencanaan Beda dari Ganjar, Sultan: Tak Usah Kampanye Bencana Merapi

Beda dari Ganjar, Sultan: Tak Usah Kampanye Bencana Merapi

Yogyakarta, Gatra.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan tak perlu ada pengumuman peringatan kewaspadaan seiring peningkatan aktivitas Gunung Merapi. Warga setempat dinilai lebih tahu kondisi Merapi.

“Selama ini warga masyarakat lereng Merapi tahu persis. Biarpun kita katakan bahaya, masyarakat tahu persis (kondisi Merapi),” ujar dia di kompleks kantor Pemda DIY, Kepatihan, Kota Yogyakarta, Kamis (9/7).

Sultan menjelaskan sejauh ini, status Merapi tetap waspada. Namun, menurut dia, rentang waktu aktivitas Merapi semakin jauh. “Dulu aktivitasnya empat tahun sekali. Tapi sekarang lebih dari empat tahun. Delapan tahun baru ada aktivitas. Kan wes bedo (sudah beda),” ujarnya.

Menurutnya, letusan Merapi pun tak akan berdampak luas. “Biarpun dia punya aktivitas mengeluarkan magma, jaraknya terbatas dan tetap di atas,” kata dia.

Sultan menjelaskan, warga mengandalkan tanda-tanda alam untuk menentukan kondisi Merapi, termasuk jika gunung itu erupsi. “Selama tidak ada hewan yang mengungsi, selama itu tidak ada lava yang turun. Mereka tahu itu, tidak usah diragukan,” ujarnya.

Dengan demikian, pengumuman atau peringatan kewaspadaan akan bahaya Merapi tak perlu dilakukan secara berlebihan. “Tidak usah kampanye bencana di Merapi karena mereka (warga) sudah tahu,” kata Sultan.

Sultan menjelaskan, warga memiliki cara tersendiri untuk merespons gejolak Merapi. “Barang berharga tidak pernah disimpan di lemari dan dikunci, tapi diikat dan sakgantine (baju ganti) yang setiap saat bisa dibawa untuk meninggalkan tempatnya jika ada bencana,” tutur Raja Keraton Yogyakarta ini.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta sebelumnya menyatakan aktivitas Merapi meningkat seiring penggembungan gunung di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu sebagai tanda bahwa magma mulai naik.

Kondisi ini membuat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menengok Merapi dari pos pantau di Klaten dan Boyolali, Rabu (8/7). Ia pun berjanji mengucurka dana Rp14 miliar untuk jalur evakuasi di Klaten. "Saya minta juga masyarakat latihan evakuasi yang sesuai protokol kesehatan," kata Ganjar.

 

1744