Home Ekonomi Mantan Menkeu Nilai PSBB Pro-Masyarakat Menengah Atas

Mantan Menkeu Nilai PSBB Pro-Masyarakat Menengah Atas

Jakarta, Gatra.com - Ekonom Senior Chatib Basri menilai, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bias atau lebih berpihak kepada masyarakat menengah atas. Sebab, menurutnya, masyarakat yang bisa tinggal di rumah adalah mereka yang memiliki penghasilan tetap dan memiliki tabungan atau dalam artian masyarakat kelas menengah ke atas.

"Tapi, mereka yang miskin, mereka nggak punya pilihan, mereka harus bekerja [di luar rumah]," katanya dalam Webinar Mid-Year Economic Outlook 2020, Selasa (28/7).

Hal itu dapat terjadi karena Indonesia tidak memiliki atau tidak memberikan tunjangan untuk pengangguran. Padahal, jika penerapan PSBB ingin dijalankan secara efektif, pemerintah harus menjamin kehidupan rakyatnya, utamanya masyarakat kelas menengah ke bawah yang kehilangan pekerjaannya. 

Selain itu, jaminan sosial di Indonesia juga tidak mencukupi untuk menghidupi para pengangguran yang terkena PHK karena terdampak Covid-19. "Tidak seperti Swedia, Denmark, dan negara-negara Skandinavia yang jaminan sosialnya cukup," ungkapnya.

Mantan Menteri Keungan itu mengatakan, pemulihan ekonomi memang lebih cepat terjadi di pasar tradisional. Pasalnya, kebanyakan masyarakat Indonesia banyak melakukan transaksi ekonomi di sana.

Namun, karena protokol kesehatan, seperti menjaga jarak atau social distancing sulit diterapkan di pasar tradisional, akhirnya tempat itu justru menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.

"Makanya, sejak bulan lalu saya sampaikan, yang akan segera recover adalah traditional market. Dan ini keliatan terjadi. Tapi, karena protokol kesehatannya sulit, menjadi klaster [penyebaran Covid-19]," ujarnya.

72