Home Gaya Hidup Raja Yogya Bacakan Sajak soal Kerja & Corona di Hari Merdeka

Raja Yogya Bacakan Sajak soal Kerja & Corona di Hari Merdeka

Yogyakarta, Gatra.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X membacakan puisi terkait wabah Covid-19 untuk menutup pidato dalam peringatan HUT Kemerdekaan ke-75 RI. Upacara ini digelar di Gedung Agung, Istana Kepresidenan RI di Yogyakarta, Senin (17/8).

Rentang waktu

kadang membuat kita terlena

Tiba-tiba datanglah wabah penyakit

yang menyadarkan kita untuk bangkit

dengan ungkapan tiga kata: kerja-kerja-kerja.

 

Mengapa hanya ihwal kerja?

Ya… karena kerja adalah cinta yang mewujud

Bekerja seiring jiwa merdeka

Songsong peradaban maju yang kita rajut.

Upacara digelar dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covd-19. Peserta dan petugas upacara mengenakan masker dan tak sebanyak biasanya, seperti pasukan pengibar bendera hanya empat orang yakni tiga orang pengibar dan seorang pembawa bendera.

Pasukan upacara juga hanya diwakili lima kesatuan, yakni dari Korem 072, Lanal Yogyakarta, Lanud Adisutjipto, Brimob Polda DIY, dan PNS Pemda DIY. Setiap pasukan hanya berisi empat orang.

“Meski upacara peringatan ini dilaksanakan secara sederhana dengan mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19, momentum ini justru meneguhkan makna kemerdekaan bukan sekadar kata,” ujar Sultan dalam pidatonya seperti disampaikan siaran pers Pemda DIY.

Menurutnya, kemerdekaan adalah Kesempatan. “Kesempatan berkarya tanpa batas dengan program prioritas pengembangan SDM, wahana mencapai Indonesia Maju,” kata Raja Keraton Yogyakarta ini.

Sultan menjelaskan, era digital ini menuntut etos kerja kreatif-inovatif didukung oleh disiplin, selain keuletan bekerja dan belajar, serta berbagi agar bisa berperan dalam kemajuan dunia.

“Saatnya membangun generasi baru yang mampu menapaki tegalan berbatu dan mendaki bukit keberhasilan Indonesia setaraf negara-negara maju,” katanya.

Ia mengingatkan perlunya menumbuhkan kultur keunggulan yang dimulai dari arena pendidikan. Kultur ini digerakkan oleh visi akbar yang sanggup meminta pengorbanan dari segenap warga.

Selain itu, kultur tersebut mesti dipandu oleh strategi cerdas agar sumberdaya yang terbatas pun bisa mencukupi. Kultur keunggulan juga dimotori oleh inovasi kreatif, dikawal oleh sikap antisipatif-responsif, dan didukung oleh karakter ketekunan.

“Pondasi prestasi keunggulan-keakbaran itu adalah budaya. Itulah modal utama pendorong kemajuan negara- negara maju. Budaya yang bertumbuh ialah kerja keras, disiplin, berhemat dan mengutamakan pendidikan,” kata dia.

509