Home Info Sawit GAPKI Sudah Dua Kali, Yang Lain Kemana?

GAPKI Sudah Dua Kali, Yang Lain Kemana?

Pekanbaru, Gatra.com - Ini kali kedua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengantar masker ke Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar, di komplek Gubernuran di kawasan jalan Diponegoro Pekanbaru.

Pertama pada Kamis pekan lalu, tak kurang dari 187 ribu masker diboyong. Kemudian yang kedua tadi siang.

Adalah perwakilan PT Peputra Group, Minamas Group, Asian Agri Group, Panca Eka Group dan sejumlah perusahaan lainnya, mengantar 166 ribu lembar masker. Ini berarti sudah 353 ribu lembar masker yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Riau demi memutus mata rantai penularan covid-19.

Walau sudah dua kali mengantar masker, tapi perusahaan lain yang tidak tergabung dengan GAPKI, masih juga belum pernah nongol.

Padahal kalau dihitung-hitung, perusahaan non GAPKI justru lebih banyak; lebih dari 250, sementara anggota GAPKI hanya 61 perusahaan.

Inilah yang membikin Pengurus Forum Mahasiswa Sawit (Formasi) Indonesia, Devi Aditya, jengkel.

"Di satu sisi, kami sangat mengapresiasi niat tulus Gubri yang sudah jauh-jauh hari telah berusaha memutus mata rantai penyeberan covid-19 itu. Buktinya, surat edaran untuk bersama-sama mengumpulkan 1 juta masker, sudah disebar ke perusahaan. Tapi itu tadilah. Yang langsung respon itu justru Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) dan GAPKI," katanya kepada Gatra.com.

Kalaulah program masker ini mendapat respon dari semua perusahaan dan kemudian masker itu langsung disebar kata Devi, bukan tidak mungkin angka positif covid-19 di Riau, tidak sebesar sekarang.

Baca juga: Target Lebih GAPKI Riau

"Tapi yang terjadi apa? Gubri ditegur Presiden gara-gara angka positif covid-19 di Riau tinggi. Kayak gubernur enggak bekerja saja. Padahal sudah banyak upaya yang dilakukan. Termasuklah inisiatif pengumpulan masker ini," katanya.

Sebenarnya kata Devi, bukan masalah banyak atau sedikitnya bantuan masker itu, tapi justru semangat gotong-royong itulah yang perlu ada.

"Gubernur saja yang minta enggak peduli, gimana pula kalau masyarakat yang minta tolong," ujar Devi masih dengan nada jengkel.

Ke depan kata Devi, sebaiknya Pemerintah Provinsi Riau segera membikin aturan baru, bahwa untuk perpanjangan izin perusahaan, salah satu syarat yang dicantumkan adalah mendapat rekomendasi dari GAPKI.

"Kalau enggak ada rekomendasi GAPKI, berarti kelengkapan berkas kurang. Jadi mau tak mau perusahaan non GAPKI, masuk ke GAPKI. Biar satu pintu. Jadi Dinas Perkebunan Riau enggak sesulit sekarang untuk mengontrol," katanya.

Koordinator Aliansi BEM se-Riau, Amir Arifin, mengamini apa yang dibilang Devi tadi. Mahasiswa hukum tata negara ini malah meminta supaya izin-izin perusahaan yang bebal tadi segera dipelototi.

"Bukan tidak mungkin perusahaan-perusahaan yang tak mengindahkan surat Gubri itu, enggak bermasalah. Dibentuk saja tim khusus. Ngapain perusahaan semacam itu dibiarkan ada di Riau ini. Kalau misalnya enggak bisa bantu, kan surat itu bisa dibalas. Itu tandanya kita punya etika. Ini, malah didiamkan" katanya.

Ketua Umum DPP Apkasindo, Gulat Manurung, hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar cerita soal perusahaan non GAPKI itu.

"Riau adalah provinsi dengan kebun kelapa sawit terluas; 3,68 juta hektar. Luasan ini sama dengan 21% dari total luas kebun kelapa sawit di Indonesia yang saat ini sekitar 16,3 juta hektar," rinci lelaki 47 tahun ini melalui sambungan telepon kepada Gatra.com.

Kebetulan kandidat doktor lingkungan hidup Universitas Riau ini, sedang berada di Palangkaraya Kalimantan Tengah.

"Dan di Riau juga perusahaan kelapa sawit paling banyak, termasuk perusahaan Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Kalau ditotal, mencapai 326 perusahaan. Enggak lucu sebenarnya kalau ngumpulin 1 juta masker, kita enggak bisa. Apkasindo Riau saja bisa bantu 100 ribu masker," katanya.

Bagi Gulat, surat edaran Gubri soal masker itu sebenarnya enggak memberatkan dan sangat masuk akal. Sebab saat ini, hanya sawitlah yang masih eksis. Bahkan hattrick lantaran di tengah pandemi, harga Crude Palm Oil (CPO) melambung.

"Lantaran hanya sawit yang eksis itulah makanya ke sawit Gubri berharap. Apkasindo saja yang tak disebut di surat edaran itu, langsung tahu diri. Kami menyumbang 1 tandan TBS per petani untuk membeli masker kesehatan itu," sindir ayah dua anak ini.

Soal penyerahan secara simbolis masker di Gubernuran tadi, Ospin perwakilan PTPN V yang ikut menyerahkan masker itu mengatakan kalau GAPKI, khususnya GAPKI Riau, sangat care dengan apa yang diharapkan Gubri.

"Kami berterimakasih kepada Pak Gubri dan Kadisbun Riau Zulfadli lantaran sudah meluangkan waktu untuk menerima GAPKI. Mudah-mudahan masker ini bisa memutus mata rantai penyebaran covid-19 di Riau," katanya.

Pengusaha yang ada di GAPKI kata Ospin akan terus membantu masyarakat melalui pemerintah dalam penanggulangan wabah Covid-19 itu. "Kami siap membantu apapun yang diperlukan oleh pemerintah, kita tinggal komunikasi saja," ujarnya.

Syamsuar sendiri nampak terharu dengan apa yang dilakukan GAPKI itu. "Sekali lagi, terimakasih untuk bantuan ini. Saat ini Riau sangat membutuhkan kerja bersama. Sebab Riau zona merah secara Nasional," katanya.

Masker tadi kata Syamsuar akan langsung didistribusikan ke kabupaten/kota di Riau, khususnya daerah yang zona merah; Pekanbaru, Dumai, Siak, Kampar, Bengkalis, Pelalawan, Rohil dan Kuansing.

"Saya juga sangat berharap kepada semua masyarakat Riau untuk saling bahu membahu memerangi penyeberan covid-19 ini. Sebab kalau kita enggak sama-sama, mustahil wabah ini bisa kita tanggulangi dan atasi," ujarnya.


Abdul Aziz

 

 

 

 

704