Home Kebencanaan Pantauan Udara Tunjukkan Masih Ada Penambangan di Merapi

Pantauan Udara Tunjukkan Masih Ada Penambangan di Merapi

Yogyakarta, Gatra.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta meminta pengungsi di kawasan ancaman bencana Gunung Merapi bersabar. Pantauan udara menunjukkan penambangan di daerah rawan bencana masih terjadi.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengimbau supaya warga tetap mengikuti arahan pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

“Untuk warga pengungsi, kami minta tetap mengikuti arahan dari pemerintah atau BPBD setempat. Mohon masyarakat tetap tenang dan sabar,” kata Hanik usai meninjau kondisi Merapi, Kamis (26/11).

Hanik mengatakan, aktivitas Merapi saat ini masih tinggi. “Merapi saat ini mengalami aktivitas yang stabil tinggi tapi lama. Mudah-mudahan nanti kita semua bisa mengatasi bersama,” katanya.

Menurutnya, alur-alur sungai yang berhulu di Merapi masih cukup dalam. Kedalaman sungai-sungai itu masih dapat menampung aliran awan panas jika terjadi erupsi.

Hanik mengatakan potensi bahaya erupsi masih mengarah ke Kali Gendol sesuai arah bukaan kawah. Adapun guguran material lama yang belakangan ini terjadi lebih banyak ke arah barat atau barat laut. “Jadi potensinya (bahaya erupsi ke arah barat atau barat laut) juga ada,” katanya.

Perekayasa Ahli BPPTKG Dewi Sri Sayudi mengatakan sejak berstatus ‘Siaga’ pada Kamis (5/11), BPPTKG rekomendasi aktivitas penambangan di hulu sungai di Merapi dihentikan. Namun, dari pantauan udara hari ini, penambangan masih berlangsung.

“Pemantauan tadi memang sebagian besar berhenti. Tapi di alur Sungai Krasak misalnya, masih ada penambangan yang jaraknya dari puncak Merapi cukup dekat. Bahkan tidak hanya di alur sungai, tapi penambangan juga merambah ke lingkungan,” katanya.

Adapun aktivitas pariwisata sudah mengikuti rekomendasi BPPTKG. “Wisata di daerah Kaliadem sudah tidak ada aktivitas. Tapi di bagian bawah masih terlihat jip wisata. Rute mereka di luar lima kilometer dari puncak. Jadi disikapi dengan baik,” katanya.

Dewi mengatakan guguran material lama di Merapi meningkat sejak 19 November. Kendati begitu, belum terlihat penambahan material di alur sungai yang berhulu di Merapi.

“Morfologi sungai, seperti Kali Woro, Gendol, Opak, Kuning, semuanya punya tebing yang cukup dalam dan lebar. Sehingga, apabila terjadi lahar di musim hujan ke depan, dengan ada atau tidak ada penambahan material, sungai-sungai tersebut masih cukup menampung,” ucapnya.

220