Home Info Satgas Covid-19 New Normal, Mahasiswa Bikin Marketplace untuk Bantu Petani

New Normal, Mahasiswa Bikin Marketplace untuk Bantu Petani

Gatra.com, Cilacap – Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer (STMIK) Majenang, Cilacap, Jawa Tengah mendorong agar mahasiswa bisa memanfaatkan, sekaligus membantu masyarakat di masa new normal. Salah satunya dengan membuat marketplace untuk petani dan UMKM di Cilacap.

Ketua STMIK Majenang, Ahmad Irfangi MM mengatakan terjadi perubahan tren pasar dari offline menjadi online pada masa pandemi Covid-19. Perubahan tren pasar itu membuka peluang wirausaha baru. Di sisi lain, banyak masyarakat yang gagap terhadap perubahan ini.

Mahasiswa yang merupakan potret kaum muda terdidik bisa menjadi pioner untuk beradaptasi di masa new normal. Salah satunya, denga n pemanfaatan IT. “Ada perubahan tren pasar, dari yang sebelumnya lebih banyak offline, sekarang lebih ke online, untuk menghindari interaksi langsung,” katanya.

Menurut dia, generasi muda, termasuk mahasiswa memiliki peran strategis lantaran lebih responsif terhadap perkembangan teknologi. Kemampuan adaptif ini, menurut dia, perlu ditularkan ke masyarakat, dengan pendampingan.

Dia yakin, kemampuan mahasiswa lebih dari cukup untuk mengambil peran untuk menyikapi perubahan perilaku masyarakat. Lebih penting lagi, mahasiswa juga didorong untuk mengenalkan dan membantu masyarakat yang butuh pendampingan di bidang IT. “Dampaknya ke segala bidang. Secara institusi kami membantu masyarakat dengan berbagai program pendampingan,” kata Irfangi.

Pendampingan itu di antaranya, dengan menginisiasi marketplace atau platform jual beli dalam jaringan khusus untuk produk-produk pedesaan. Pengembangan marketplace khusus produk pedesaan itu dilakukan mempertimbangkan fakta bahwa masyarakat pinggiran lebih banyak menjadi konsumen, ketimbang produsen.

Padahal, menurut dia, banyak produk lokal yang memiliki potensi besar. Terlebih, kini jarang penyedia barang atau jasa yang menyediakan produk khas pedesaan. “Keberadaan kami di Majenang, yang katakanlah masih berada di pinggiran adalah tantangan bagaimana kita juga berkembang bersama masyarakat,” Irfangi menjelaskan.

Marketplace yang sedang dikembangkan itu bernama Elka, yang berarti Elbayan-Komputama. Elbayan adalah nama yayasan yang menaungi STMIK Komputama. “Sementara ini memang masih berupa toko online. Ini terus dikembangkan oleh mahasiswa-mahasiswa kami memanfaatkan fasilitas laboratorium,” jelasnya.

192